Salin Artikel

Demo Tolak Penundaan Pemilu di Kendari Ricuh, 10 Mahasiswa Ditangkap Polisi

KENDARI, KOMPAS.com - Demo mahasiswa menolak penundaan Pemilu 2024 dan sejumlah kebijakan pemerintah berakhir ricuh di Kendari, pada Senin (11/4/2022).

Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dari berbagai elemen di gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), berawal damai dan diterima Ketua DPRD Provinsi Sultra Abdurrahman Saleh.

Sebagian massa bertindak anarkistis dan merobohkan pagar seng pembangunan taman kantor Wali Kota Kendari, yang lokasinya di seberang kantor DPRD Sultra.

Sementara di depan DPRD Sultra mahasiswa melakukan orasi dan tiba-tiba ada yang melempar batu dan mengenai barisan polisi yang mengamankan jalan aksi.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water canon ke arah demonstran.

Suasana berakhir kacau dan ribuan mahasiswa lari menghindari gas air mata petugas.

Dalam aksi tersebut, polisi mengamankan 10 orang demonstran yang terdiri dari 2 pelajar dan 8 mahasiswa.

Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara Komisaris Besar Ferry Walintukan mengatakan, pihaknya terpaksa mengamankan para pendemo karena bertindak anarkis.

"Dua pelajar itu satu orang siswa SMA dan satu SMKN dan delapan mahasiswa. Ada yang melempar batu ke gedung DPRD dan merusak seng pembangunan kantor Wali Kota Kendari, kami akan lepaskan, tidak ditahan," kata Ferry, kepada Kompas.com, pada Senin (11/4/2022).


1.250 personel dikerahkan

Untuk mengamankan unjuk rasa mahasiswa, Polda Sultra menyiagakan 1.250 personel TNI-Polri diturunkan dalam pengamanan demonstrasi mahasiswa hari ini di beberapa titik di Kota Kendari.

Kepala Biro (Karo) Operasional Polda Sultra, Kombes Tumpal Damayanus mengatakan, ribuan personel itu ditempatkan di beberapa titik yang jadi penyampaian orasi.

"Kurang lebih sekitar 1.250 personel, serta ada satu kompi TNI AD dari 725. Personel tersebut dari Satuan Brimob dan Dalmas Dit Samapta Polda Sultra, Polres Konawe Selatan (Konsel), Konawe serta Polres Kota Kendari," kata Tumpal.

Tumpal menambahkan, personel tersebut difokuskan untuk pengamanan di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) dan di Depo Pertamina di Kelurahan Mata, Kota Kendari.

Hingga berita ini ditulis, polisi masih berjalan di sekitar gedung DPRD Sultra dan mahasiswa sudah membubarkan diri.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/11/165738778/demo-tolak-penundaan-pemilu-di-kendari-ricuh-10-mahasiswa-ditangkap-polisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke