Salin Artikel

Suara Nelayan di Balikpapan: Kapal Kami Ini Kecil, Tolong Diperhatikan

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Kebijakan Tangkapan Ikan Terukur versi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menuai pro kontra.

Meski kebijakan ini masih dalam tahap penggodokan, para nelayan sudah mulai mengkritisi.

Sebab, disebut-sebut, kebijakan ini akan berdampak pada nelayan kecil.

Di Balikpapan, nelayan hanya mengandalkan kapal berukuran kecil untuk menangkap ikan.

Tentu hasil tangkapan pun sangat terbatas dibandingkan kapal berukuran besar.

Belum lagi kendala cuaca yang tak menentu membuat para nelayan memilih untuk tidak melaut. 

Seperti yang dialami Rahman, salah seorang nelayan di Manggar ini beberapa hari terakhir tidak melaut dikarenakan gelombang tinggi.

Sudah pasti Rahman tidak dapat mengais rejeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Ya kalau enggak melaut, ya nganggur di rumah, kadang ya perbaikin kapal atau enggak ya ngopi sama teman-teman. Mau ngapain lagi sudah, melaut itu harapan kami," kata pria yang akrab disapa Emang itu, Kamis (7/4/2022).

Kebijakan Tangkapan Ikan Terukur semakin membuat nelayan gelisah.

Meski belum terealisasi, namun nelayan di Balikpapan khawatir ikan tangkapannya ikut berkurang.

Jika kebijakan tersebut disetujui, kapal berukuran besar dan memiliki alat tangkap lebih canggih akan berdampak pada nelayan kecil.

"Memang sempat dengar soal itu, yakni kapal diatas dua GT (Gross Tonnage) bisa ke tengah laut atau lebih dari 12 mil, sementara kami ini enggak bisa ke sana. Kapal kami ini kecil, tolong diperhatikan lagi," ujar dia.


Pendapatan berkurang

Emang menyebutkan, sejauh ini tangkapan ikan para nelayan semakin hari semakin berkurang.

Biasanya, dalam sekali melaut, para nelayan mampu meraup untung sebesar Rp 1,5 juta atau lebih.

Namun, belakangan ini, penghasilan nelayan menurun dikarenakan hasil tangkapan yang menurun.

"Kalau biasanya itu pulang melaut bisa dapat Rp 1,5 juta, tapi sekarang di bawah itu, ya sekitar Rp 800.000 atau Rp 1 juta. Belum lagi kalau cuaca buruk, ya enggak dapat apa-apa, kami enggak melaut," ungkap dia.

Senada dengan Emang, Sakkirang, nelayan Manggar ini juga mengatakan hasil tangkapannya tidak begitu besar.

Meski memang masih dalam kategori cukup, namun hal ini bisa saja terus menurun seiring beberapa kebijakan pemerintah.

Dukungan pemerintah yang rendah membuat para nelayan hanya mengandalkan kesabaran dan peralatan seadanya untuk mendapatkan ikan.

"Kadang kami dapat ikannya yang kecil-kecil, kalau sudah begitu hasilnya juga kecil. Belum lagi kalau alat tangkap kami robek atau rusak, ya makin sengsara Pak. Paling tidak kalau memang mau terapkan kebijakan itu, perhatikan juga kesejahteraan kami," kata dia.

Sakkirang mengatakan, para nelayan di Balikpapan memang tidak melaut di laut lepas untuk mencari ikan.

Sesuai kemampuan kapal, mereka hanya bisa mencari ikan di daerah Teluk Balikpapan alias maksimal 12 mil dari daratan. 

"Kami paling hanya di pesisir sini aja, enggak berani kalau ke tengah laut. Mata pencaharian kami cuma ini, kalau tidak melaut mau mengandalkan apa lagi," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/08/125758578/suara-nelayan-di-balikpapan-kapal-kami-ini-kecil-tolong-diperhatikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke