Hasil pantauan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok pada Jumat pukul 00.00 Wita-06.00 Wita, gunung api tampak tertutup kabut.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 100-250 meter di atas puncak kawah. Sementara angin bertiup lemah ke arah barat.
"Hasil pantauan dari pukul 06.00 Wita - 12.00 Wita, 17 kali gempa letusan, 22 kali gempa hembusan dan 5 kali gempa harmonik,” ujar petugas PGA Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat pagi.
Stanislaus mengatakan, dalam tingkat aktivitas level III (siaga), warga sekitar, pengunjung, pendaki, dan wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.
"Masyarakat Desa Jontona juga agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak atau kawah," pinta Stanislaus.
Stanislaus berujar, mengingat potensi bahaya abu vulkanik bisa mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) dan gangguan kesehatan lain, warga sekitar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Selain itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai mewaspadai ancaman lahar terutama di saat musim hujan.
Ia juga berharap, semua pihak menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
https://regional.kompas.com/read/2022/04/08/100926978/gunung-ile-lewotolok-17-kali-meletus-dalam-6-jam-asap-membubung-250-meter