Salin Artikel

Bukan Melihat Keindahan, Wisata Perahu di Tambaklorok "Jualan" Pemandangan Sampah di Laut, Ternyata Ini Tujuannya

SEMARANG, KOMPAS.com - Puluhan pengunjung antusias menikmati wisata perahu yang ada di Kampung Nelayan Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Jika wisata laut yang lain banyak menampilkan soal keindahan, namun ini malah sebaliknya.

Pengunjung justru diajak menyusuri Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) hingga bibir laut untuk melihat ribuan sampah plastik yang merusak ekosistem biota laut. 

Wisata perahu di Tambakrejo ternyata bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih memperhatikan lingkungannya. 

Salah satu pengunjung, Indirah mengatakan, tertarik dengan wisata tersebut lantaran pemasaran dengan adanya sampah yang beberapa waktu yang lalu sempat viral. 

"Iya, tadi dibawa melihat sampah-sampah di laut dan Sungai BKT. Kemarin kan sempat ramai ada 'pulau sampah' ya," kata Indirah, saat ditemui di Tambakrejo, pada Kamis (7/4/2022). 

Dia mengatakan, Sungai BKT bisa berpotensi dijadikan tempat wisata yang bagus jika bersih dan tak ada sampah. 

"Ini sangat berpotensi, soalnya kalau dilihat juga tak terlalu besar ombaknya," kata dia. 

Indirah sengaja datang bersama teman-temannya untuk mencoba wisata perahu yang ada di Tambakrejo. 

"Tadi satu orang biayanya Rp 10.000," ujar dia.


Tujuan edukatif 

Juru bicara nelayan Tambakrejo, Abdullah Ahmad mengatakan, wisata perahu sebenarnya sudah dibuka cukup lama, namun terhalang pandemi. 

"Sebenarnya beberapa tahun yang lalu sudah ada, yang membuka malah Wali Kota Semarang," ucapnya. 

Awalnya, wisata perahu didesain untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan laut Kota Semarang dan Sungai BKT.

Namun, kondisinya saat ini banyak sampahnya. 

"Akhirnya kami coba dijadikan wisata edukatif," ucap dia. 

Nantinya, lanjut Abdullah, wisatawan akan diajak para nelayan untuk menyusuri lokasi sampah yang ada di laut Semarang dan Sungai BKT. 

"Nanti semacam ada dongeng di atas perahu gitu. Jadi, kami secara tak langsung juga edukasi soal lingkungan," papar dia. 

Namun, saat ini yang menjadi kendala adalah tingkat pengetahuan nelayan soal sampah belum merata. Untuk itu, masih butuh waktu untuk penyesuaian. 

"Nanti rencananya seperti itu, kami akan coba kerja sama dengan akademisi dan aktivis, soalnya pengetahuan kami masih minim," papar dia. 

https://regional.kompas.com/read/2022/04/07/133111478/bukan-melihat-keindahan-wisata-perahu-di-tambaklorok-jualan-pemandangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke