Salin Artikel

Dibuat Dengan Rumus Matematika, Batik Uru’Ngauwit Nunukan yang Terinspirasi dari Kelapa Sawit dan Rumput Laut, Segera Mendunia

Batik yang dibuat dengan rumus matematika oleh dua pelajar SMAN I Nunukan, Putri Adinda Irmayanti dan Nadia Aulia ini, terpilih mewakili Indonesia setelah lolos dalam seleksi bidang Matematika Sains dan Teknology (MST), pada ajang Kompetisi Penelitian Siswa (KoPSI) 2021 lalu.

Berbekal medali emas, Putri dan Nadia, akan lanjut menjajal kompetisi di International Science and Engineering Fair (ISEF). Kompetisi penelitian bergengsi tingkat dunia bagi siswa.

ISEF 2022 dijadwalkan sekitar Mei 2022 mendatang, di Atlanta, Amerika Serikat (AS).

"Kita bersyukur sekali, bisa menambahkan satu pola baru dalam dunia batik. Motif batik Uru’Ngauwit, selain melambangkan sumber ekonomi warga perbatasan RI – Malaysia, juga menjadi demonstrasi pelajar kami untuk menunjukkan betapa mengasyikkannya matematika," ujar Hidayati yang merupakan guru pembimbing Putri dan Nadia, Jumat (25/3/2022).

Hidayati mengatakan, Uru’Ngauwit, merupakan gabungan dari dua kalimat uru tingkayu dan piasau sawit yang berasal dari bahasa Suku Dayak dan Suku Tidung di Kalimantan Utara.

Uru tingkayu adalah bahasa Dayak yang berarti rumput laut. Sementara piasau sawit merupakan bahasa Suku Tidung, yang berarti kelapa sawit.

"Waktu Kopsi 2021, kita kirim perwakilan untuk bidang MST. Tema yang ditentukan adalah ‘Potensi lokal untuk pemulihan Indonesia’. Kami melihat ekonomi warga Nunukan mayoritas ditopang oleh kelapa sawit dan rumput laut. Keduanya kita jadikan inspirasi yang mendasari pembuatan motif batik Uru’Ngauwit dengan konsep transformasi geometri," jelasnya.

Hidayati mengaku tidak memberi target emas bagi kedua anak asuhnya. Setidaknya, anak anaknya memiliki pengalaman pada kompetisi nasional dan membawa ciri khas serta budaya Kaltara sebagai kebanggaan.

"Tapi Alhamdulillah, dari enam SMA peraih medali emas KoPSI 2021 di bidang MST, SMAN I Nunukan terpilih untuk maju ke ISEF," imbuhnya.

Demonstrasi matematika

Ia mengatakan, menerapkan rumus transformasi geometri pada gambar motif batik, sebenarnya bukan perkara sulit.

Asal ada bangun dasarnya, maka, dasar tersebut akan dihitung menggunakan rumus matematika sampai tercipta pola, batas, dan motif.

Pada batik Uru’Naguwit, bangun dasarnya terdiri dari fungsi kuadrat, parabola, garis, dan polygon segi enam.

"Matematika itu penuh dengan seni. Kalau kita faham filsafat matematika, itu hampir rata rata ahli matematika adalah seniman. Dengan batik Uru’Ngauwit, kita sekaligus memberi tahukan pada semua, begitu menariknya matematika," katanya.

Awal mula terciptanya Batik Uru’Ngauwit, Hidayati memimpin diskusi bersama anak asuhnya via aplikasi Gmeet, menentukan batik bergambar buah kelapa sawit dan rumput laut sebagai materi untuk KoPSI 2021.

Anak anak dipahamkan cara mengaplikasikan rumus transformasi geometri pada batik menggunakan aplikasi Desmos.

Diskusi dibuat semenarik mungkin dengan membuka imajinasi serta kreativitas anak untuk menentukan gradasi warna yang dipilih, juga pola yang akan dibentuk.

"Setiap ide, harus dicocokkan dengan rumus transformasi geometri. Setelah itu, kita kembali arahkan mereka untuk memikirkan kembali transformasi apa yang digunakan, apakah translasi, refleksi, rotasi, atau dilatasi," jelasnya.

Setelah grafik bangun yang ingin digambar ditentukan, maka saatnya untuk memasukkan rumus dalam folder demos.

Mereka kembali melakukan penghitungan matematis di desmos. Mentransformasikan bangun pada desain Uru’Ngauwit, lalu menuangkannya dalam kain katun primisima sebelum akhirnya tercipta batik unik tersebut.

"Kita berharap, batik ini akan menjadi salah satu produk unggulan dari Nunukan. Kita berniat mematenkan produk, dan terus menciptakan generasi unggul yang senang belajar matematika. Kita butuh seniman berkualitas untuk menunjukkan pelajar perbatasan mampu berdaya dan mampu bersaing di level internasional," kata Hidayati.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/25/174334478/dibuat-dengan-rumus-matematika-batik-urungauwit-nunukan-yang-terinspirasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke