Salin Artikel

Lebih Sepekan Banyumas Banjir, Kesehatan Pengungsi Mulai Terganggu

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Gatot Eprie mengatakan, kondisi itu disebabkan sanitasi yang buruk.

"Karena sanitasi buruk mulai melemah. Kebanyakan masuk angin dan gatal-gatal," kata saat dihubungi, Rabu (23/3/2022).

Meski demikian, kata Gatot, pengungsi yang sakit telah ditangani oleh tim medis yang standby di lapangan.

"Ada tim medis yang memantau kesehatan pengungsi. Relawan, rumah sakit, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) bergerak semua," ujar Gatot.

Gatot mengatakan, hingga Rabu (23/3/2022) pagi tercatat masih ada 653 pengungsi yang tersebar di lima desa di Kecamatan Tambak dan Sumpiuh.

Mereka mengungsi di balai desa, kantor kecamatan, dan tempat ibadah.

"Sampai hari ini kami tetap menyiagakan relawan di lapangan dan dapur umum," kata Gatot.

Diberitakan sebelumnya, lebih dari sepekan, banjir masih menggenangi delapan desa di Kabupaten Banyumas.

Wilayah terdampak itu tersebar di Kecamatan Tambak, Sumpiuh, dan Kemranjen.

Wilayah tersebut dilanda banjir parah setelah diguyur hujan lebat, Selasa (15/3/2022) dini hari.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/23/155835078/lebih-sepekan-banyumas-banjir-kesehatan-pengungsi-mulai-terganggu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke