Salin Artikel

Kendi dalam Ritual Kebudayaan Nusantara

Mereka berkumpul bertepatan dengan rencana Presiden Jokowi yang akan berkemah di lokasi IKN pada 13 dan 13 Maret 2022.

Para gubernur diminta untuk membawa satu liter air dan dua kilogram tanah dari masing-masing provinsi ke lokasi IKN.

Tanah dan air dari penjuru Nusantara akan dimasukkan dalam kendi terbuat daru tembaga yang disebut Kendi Nusantara.

Nantinya Kendi Nusantara akan diletakkan di Titik Nol IKN.

Khusus untuk Kaltim, air dan tanah akan diambil dari lokasi dua kesultanan yakni Kesultanan Kutai di Lama Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Paser.

Fungsi utama dari kendi adalah sebagai wadah air minum. Namun ada juga fungsi kendi yang lain, yaitu sebagai perlengkapan ritual sosial budaya bahkan rital keagamaan yang ada di nusantara.

Fungsi kendi sebagai pendukung ritual kebudayaan tidak sebatas pada ruang lingkup daerah tertentu, tetapi digunakan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Hal tersebut ditulis Khairul Mustaqin dan Novita Wahyuningsih dari Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam jurnal yang berjudul Kendi Sebagai Pendukung Kebudayan Nusantara.

Khairul dan Novita membagi ritual yang menggunakan kendi dalam beberapa prosesi yakni prosesi upacara kematian, prosesi ritual perkawinan, upacara keagamaan, prosesi kesenian serta ritual pengukuhan.

Kendi digunakan sebagai bekal kubur yang diletakkan di atas liang lahat.

Selain itu, ritual penggunaan kendi sebagai simbol dalam upacara kematian juga bisa dilihat pada saat jenazah akan diberangkatkan. Kendi yang berisi air akan dipecahkan dan disusul dengan keberangkatan jenazah ke tempat penguburan.

Ada kepercayaan bahwa upacara tersebut dilakukan agar roh seseorang yang meninggal tersebut tidak membawa sesuatu yang bersifat negatif pada anggota keluarga lain

Sampai saat ini ada budaya yang memecahkan kendi bagi ibu hamil yang kebetulan rumahnya dilewati arak-arakan prosesi pemakaman jenazah sebagai bentk tolak bala.

Harapannya agar ibu dan bayi yang dikandung tidak terkena hal-hal bersifat negatif dari prosesi penguburan jenazah.

Siraman dilakukan untuk memandikan calon pengantin dengan niatan untuk membersihkan badan supaya bersih lahir dan batin.

Acara siraman dilakukan oleh tujuh orang dan akan diakhiri oleh juru paes atau sesepuh dengan diikuti memecah kendi. Prosesi memecah kendi merupakan prosesi terakhir dalam upacara siraman.

Kendi yang digunakan dalam prosesi ini dibungkus dengan untaian bunga melati yang sangat indah.

Sebanyak 70 kendi berisi air suci yang diambil ratusan biksu disemayamkan di Candi Mendut.

Air suci itu diambil dari i mata air Umbul Jumprit, Desa Tegalrejo, Ngadirejo Temanggung. Umat Budha percaya bahwa air suci dalam kendi tersebut mempunyai banyak manfaat yang positif, seperti menyembuhkan penyakit dan bisa mendatangkan kebahagiaan.

Para pengikut upacara itu melakukan ritual mengelilingi lantai atas Candi Mendut sebanyak tiga kali dengan membawa kendi.

Air suci dalam kendi tersebut kemudian dibawa ke dalam relung Candi Mendut yang menjadi singgasana arca Budha. Di dalam candi yang dibangun pada masa Raja Indra dari Wangsa Shailendra tersebut umat Budha menyalakan lilin dan membaca parita.

Tari Bondan menggambarkan seorang ibu yang menjaga anaknya dengan hati-hati. Digambarkan para penari sedang menggendong boneka anak-anak sambil emegang payung yang terbuka.

Selanjutnya ada sesi di mana para penari naik pada sebuah kendi dan menari dengan luwes di atas kendi.

Penari mementaskan tari sambil naik di atas kendi yang tidak boleh pecah, setelah tari selesai baru kendi dipecahkan.

Tari Bondan dengan perlengkapan kendi ini dimaksudkan sebagai penggambaran sosok istri raja Inu Kertapati (Panji).

Kendi yang berisi air biasanya akan dipecahkan atau air dalam kendi akan diguyurkan.

Harapannya dengan pengguyuran air suci tersebut segala hajat dapat terlaksana dengan baik serta keselamatan dan kemakmuran untuk kegiatan tersebut.

Mereka menyebut kendi menjadi ikon yang mempunyai makna dan filosofis, serta tidak dapat
dipisahkan dari berbagai kegiatan kebudayaan di Nusantara.

Diharapkan perkembangan pelestarian kebudayaan mendatang, kendi gerabah akan terus digunakan agar eksistensi kendi sebagai salah satu artefak peninggalan masa lampau dapat dijaga.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/12/115100178/kendi-dalam-ritual-kebudayaan-nusantara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke