Salin Artikel

Sejarah Kendi di Indonesia

Mereka berkumpul bertepatan dengan rencana Presiden Jokowi yang akan berkemah di lokasi IKN pada 13 dan 14 Maret 2022.

Nantinya para gubernur diminta membawa satu liter air dan dua kilogram tanah dari masing-masing provinsi ke lokasi IKN.

Air dan tanah yang dibawa para gubernur tersebut akan dimasukkan dalam kendi yang disebut Kendi Nusantara.

Kendi Nusantara terbuat dari tembaga dan berukuran besar. Nantinya, tanah dan air yang dibawa para gubernur akan dimasukkan ke dalam kendi sebagai titik awal pembangunan IKN.

Rencananya  Kendi Nusantara akan diletakkan di Titik Nol IKN.

Khusus untuk Kaltim, air dan tanah akan diambil dari lokasi dua kesultanan yakni Kesultanan Kutai di Lama Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Paser.

Dari hasil analisis diketahui bahwa bentuk dasar kendi secara umum adalah bentuk globular dengan penambahan bentuk silindris pada bagian atas yang berfungsi sebagai pegangan.

Anatomi bentuk kendi terdiri dari bagian mulut, leher, corot, badan, dan kaki.

Kendi banyak dibuat dan ditemukan di hampir seluruh kepulauan Nusantara. Secara arkeologis, benda-benda gerabah di Indonesia telah diproduksi sejak awal periode prasejarah Indonesia sejak periode Neolitik atau sekitar 2.000 SM.

Nama kendi selalu dikaitkan dengan bentuk wadah bercorot atau bentuk wadah mirip teko dengan leher tanpa handle di bagian samping. Sambil dituangkan, kendi dipegang di bagian lehernya.

Sementara itu secara umum wadah air tradisional di Asia Tenggara tidak memiliki pegangan tetapi mungkin memiliki corot.

Hal inilah yang merupakan karakteristik unik dari kendi. Gita menulis secara etimologi, sumber awal penyebaran kendi diperkirakan berasal dari India.

Istlah Melayu "kendi" atau "kundi" diyakini berasal dari bahasa Sansekerta yakni "kundika" yang berarti wadah air.

Konon kendi yang berasal dari India meluas ke Asia Tengggara dan Cina dibawa pedagang dan pemuka agama. Di abad ke-14, kundika yang menjadi wadah ritual Hindu dan Budha di Indonesia mulai ditinggalkan.

Namun istilah kendi sudah diserap dalam bahasa Melayu yakni kendi atau kundi. Sementara orang Jawa menyebut gendi.

Namun kundika dan kendi memiliki perbedaan. Kundika sebagian besar diisi air dari corot di bagian samping badan dan dituang dari bagian bibir/ mulut yang berbentuk pipa sempit.

Sedangkan kendi pada umumnya diisi melalui bagian bibir dan dituang serta corot.

Kendi menjadi salah satu jenis komoditas standar ekspor buatan China sejak masa perdagangan Asia Timur. Namun diperkirakan kendi digunakan secara eksklusif di Indonesia dan saat dibawa ke Eropa hanya menjadi milik pribadi.

Fakta bahwa kendi sering muncul dalam lukisan-lukisan Belanda abad17 menunjukkan popularitasnya pada masa itu sebagai objek eksotis dari Timur.

Jenis air yang disimpan dalam kendi adalah air putih mengingat Indonesia tidak memiliki budaya teh atau kopi.

Di Jawa, kendi akan terlihat di depan rumah-rumah yang diperuntukkan bagi orang yang lewat atau musafir untuk mengurangi rasa haus mereka saat melakukan perjalanan.

Hal tersebut adalah bentuk ekspresi keramahan masyarakat di Jawa.

Selain untuk tempat minum, kendi juga digunakan untuk menyimpan cairan obat atau ramuan untuk menyembuhkan penyakit.

Beberapa kendi di pulau Jawa yang berfungsi sebagai wadah untuk cairan obat memiliki tutup dengan pin panjang yang berfungsi sebagai sumbat untuk mencegah tutupnya jatuh atau cairan tumpah saat digunakan oleh orang sakit yang berbaring di tempat tidur.

Selain berfungsi sebagai benda domestik, banyak jenis kendi berfungsi sebagai sarana ritual dan upacara keagamaan tertentu.

Pada abad keenam belas, banyak kendi digunakan sebagai wadah air oleh umat Islam dalam ziarah dan dalam festival keagamaan.

Dalam upacara-upacara tradisional yang berhubungan dengan penanaman padi, air akan digunakan oleh para sesepuh agama untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah ritual makan.

Lalu air tersebut akan dibawa ke sawah dengan kendi. Sebagai bagian dari upacara di sawah, air tersebut dituangkan ke saluran irigasi dengan harapan energi manfaatnya menyebar ke seluruh sudut sawah.

Saat ini kendi tak hanya digunakan untuk tempat minum. Namun juga digunakan dalam upacara ritual, simbol magis dalam tarian tradisonal, alat magis untuk menangkap roh jahat hingga alat magis untuk menenenangka roh ketika pindah ke rumah baru.

Kendi juga menjadi simbol kesuburan dan tak sedikit yang menggunakan kendi sebagai dekorasi rumah

https://regional.kompas.com/read/2022/03/12/102700378/sejarah-kendi-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke