Salin Artikel

Cerita Aparat Evakuasi 8 Jenazah Pekerja di Puncak Papua, Kadar Oksigen Tipis, Suhu Minus 11 Derajat Celsius

Jenazah para korban berhasil dievakusi hari keenam setelah penembakan tepatnya pada Senin (7/3/2022) pagi.

Total ada sembilan personel Satgas Operasi Damai Cartenz yang mengevakusi para korban dengan menggunakan empat heloikopter.

Jenazah kemudian diterbangkan ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya dan diberangkatkan ke RSUD Timika untuk divisum.

Evakuasi jenazah para korban sempat tertunda karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat serta lokasi kejadian yang cukup sulit untuk dijangkau.

Distrik Beoga tergolong terisolasi dan hanya pesawat berbadan kecil yang menjadi satu-satunya moda transportasi yang bisa masuk ke Beoga.

Distrik tersebut berada di perbatasan Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Sebelum Beoga, kawasan yang rawan gangguan keamanan kerap terjadi di Distrik Sugapa.

Hal tersebut karena lokasinya sangat tinggi dengan kondisi oksigen yang tipis dengan suhu minus 11 derajat ceslcius.

Pihaknya pun menurunkan personel yang sudah pernah sampai di Puncak Cartenz yang berada di ketinggian 4.884 MDPL.

Akhirnya ada sembilan personel yang ditunjuk. Mereka ada yang pernah sampai di Puncak Cartenz. Total ada tiga unit helikopter sipil yang bisa digunakan.

Sebelum mendarat, helikopter berkeliling dua kali di lokasi untuk memastikan kondisi aman dan tidak membahayakan personel.

"Sebelum mendarat, helikopter berputar sampai dua kali untuk melihat keadaan di sekitar lokasi agar jangan sampai KKB masih berada di situ dan membahayakan personel," kata Faizal di Jayapura, Jumat (11/3/2022).

Ia bercerita pernah mencapai Puncak Cartnez dan kerap mengevakuasi jenazah di wilayah pegunungan.

Namun baru kali ini ia bertugas mengevakuasi jenazah di ketinggian 4.200 MDPL.

Ia sendiri pernah mengalami luka tembak di bagian dada saat bertugas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Menurutnya ia dan delapan rekannya mengevakusi seluruh jenazah sebagai bagian dari panggilan kemanusian.

Budi bercerita cuaca lokasi jenazah para korban cukup terik, namun suhu mencapai minus 11 derajat celcius. Kadar oksigen yang tipis membuat energi anggota tim cepat terkuras.

"Kita evakuasi dari lokasi jenazah ke helikopter tidak ada 100 meter tapi rasanya berat sekali," kata Budi.

Menurut Budi, ia dan rekan-rekannya menggunakan jaket khusus. Namun mereka tetap merasakan kedinginan dan tak leluasa bergerak.

Bahkan mereka tak bisa menyalakan korek api dan sempat melihat minyak goreng yang ada di lokasi sudah membeku.

"Masih dingin, kita mau merokok saja korek api tidak mau menyala, saya lihat minyak goreng punya para korban saja sudah membeku," tutur Budi.

Mereka sempat bertahan selama 3 jam di sekitar Tower B3 karena helikopter yang mengangkut mereka harus mmebawa delapan jenazah ke Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Mereka kemudian kembali ke pos setelah dijemput oleh helikopter yang telah berhasil membawa jenazah para korban.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : Priska Sari Pratiwi)

https://regional.kompas.com/read/2022/03/12/091200678/cerita-aparat-evakuasi-8-jenazah-pekerja-di-puncak-papua-kadar-oksigen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke