Salin Artikel

Serikat Dagang Kopi, Kafe Unik di Gedung John Djikstra Kota Lama Semarang

Tempat nongkrong di dekat Taman Srigunting, Kota Lama Semarang ini mengusung konsep vintage yang memberikan vibes romantisme kuno. Tepatnya, di lantai dua Gedung Srigunting No 10 atau sering dikenal dengan Gedung John Djikstra.

Konon katanya, gedung ini dulunya adalah rumah John Djikstra. Sosok Romo Katolik dari Ordo Jesuit yang fokus pada pemberdayaan masyarakat, terlebih pada buruh, tani, dan nelayan. Sebagai aktivis sosial, dirinya sangat peduli dengan kaum miskin yang tersingkirkan.

Hingga saat ini, bangunan Serikat Dagang Kopi masih sama seperti sedia kala. Untuk sampai di Serikat Dagang Kopi, pengunjung harus menaiki tangga melingkar ke arah lantai dua.

Buku-buku, meja, dan kursi ditata rapi di segala penjuru ruang. Dengan pencahayaan lampu ruang yang dibuat remang, pengunjung merasakan vibes zaman doeloe.

Tak hanya itu, di luar ruangan juga digantung lampu-lampu neon yang menjalar panjang.

Menurut salah satu pegawai Serikat Dagang Kopi, Noel Raditya, konsep vintage yang diusung kafe inilah yang bisa membedakan dengan kafe lainnya. Terlebih pada tatanan buku di beberapa rak dan meja.

"Karena di sini dulu bekas perpustakaan, jadi buku-buku tetap kami pasang," tutur Noel kepada Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Meskipun, imbuh Noel, tidak banyak pengunjung yang mengambil buku untuk dibaca. Alasannya, buku-buku di sini mayoritas dari cetakan lama.

Satu per satu pengunjung berdatangan untuk berteduh, lantaran gemurai hujan semakin deras.

Serikat Dagang Kopi menawarkan suasana nyaman dan damai, ditambah musik pengiring yang diputar bergantian. Lukisan dan gambar yang digantung, menambah nilai estetika pada kafe yang berpindah pada tahun 2019 ini.

Menariknya, sebelum menjadi kafe yang unik, dulu Serikat Dagang Kopi hanyalah sebuah angkringan kopi di daerah Jatingaleh, Semarang. Karena mendapat tempat yang cukup strategis di Kota Lama, akhirnya berpindahlah angkringan tersebut menjadi kafe.

Noel mengungkapkan bahwa pengunjung yang datang mayoritas dari kawula muda. Tak heran, karena menu yang ditawarkan sangat cocok untuk kantong anak muda, hanya berkisar Rp 18.000 hingga Rp 25.000.

"Setiap hari pasti anak-anak muda mampir ke sini, apalagi kalau weekend atau hari libur nasional," tutur Noel.

Kendati demikian, Serikat Dagang Kopi buka setiap hari pukul 15.00 - 23.00 WIB. Jam tersebut dipilih lantaran agar pengunjung dapat menikmati vibes vintage zaman doeloe di sore dan malam hari.

Selain itu, bekas markas John Djikstra ini juga sering disewa untuk kegiatan-kegiatan pameran, keroncongan, hingga nonton bareng.

Menu kopi andalan

Sementara itu, Serikat Dagang Kopi menawarkan berbagai macam jenis makanan dan minuman. Tak hanya kopi, kafe ini juga menjajakan minuman non kopi hingga soda.

Uniknya, kopi-kopi yang ditawarkan berasal dari olahan komunitas yang dikelola oleh Serikat Dagang Kopi, Kopi Venture namanya.

"Jadi, kami tidak mengambil sembarang kopi. Kopi-kopi disini kami racik sendiri bersama komunitas kami," jelas mahasiswa angkatan 2017 itu.

Dengan kualitas dan rasa yang khas, kopi yang sering diburu pengunjung adalah Asmaralaya. Hanya dengan Rp 18.000, pengunjung dapat merasakan kopi susu spesial serikat.

Sedangkan dari menu snack, pengunjung sering memilih mendoan sebagai makanan camilan.

Belum lengkap rasanya jika kafe tidak memiliki wi-fi. Disini juga disediakan wi-fi gratis untuk pengunjung.

Meski begitu, Noel sempat mengeluhkan adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi pendapatan kafe. Namun, tambah Noel, sudah mulai stabil seiring berjalannya waktu.

"Jadi kami memaksimalkan pemasaran di sosial media, dan juga menawarkan promo-promo menarik," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/09/203641878/serikat-dagang-kopi-kafe-unik-di-gedung-john-djikstra-kota-lama-semarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke