Salin Artikel

Mengenal Sejarah Kopi Santen, Kuliner Khas Blora yang Melegenda

BLORA, KOMPAS.com – Berbicara tentang Blora, tak lengkap rasanya tidak menyinggung soal kulinernya.

Memang selama ini, kuliner Blora yang dikenal masyarakat antara lain lontong opor Ngloram, nasi pencel daun jati, hingga sate.

Tapi, masih ada kuliner khas Blora berupa minuman, yaitu kopi santen.

Bahkan, kuliner ini beberapa kali disajikan sebagai jamuan wajib Pemkab Blora untuk para tamu-tamunya.

Untuk mencicipi kopi santen, dapat mengunjungi warungnya yang terletak di Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora.

Bisa dibilang, kopi santen Mbah Sakijah, yang ada di desa tersebut cukup legendaris bagi para penikmatnya. Keberadaan warung kopi santan itu sudah ada sejak tahun 1980-an.

Pemilik kopi santan Mbah Sakijah, Rokhim menceritakan awal berdirinya usaha kuliner tersebut hingga dikenal oleh masyarakat luas.

“Asal usul kopi santan ini kan awal mulanya Mbah Sakijah yang menemukan sekitar tahun ‘80an, Mbah Sakijah itu masak sayur pakai santan, nah santannya itu lebih, kebetulan Mbah Sakijah itu kan jualan kopi kothok terus dia mencoba mencampur dengan santen terus dicoba disajikan ke suami ternyata rasanya enak dan nikmat, terus dikasih ke tetangga, terus tanggapan tetangga juga bagus akhirnya dijual sampai sekarang ini,” ucap Rokhim, saat ditemui Kompas.com.

Rokhim yang merupakan generasi ketiga menuturkan, sedari awal kopi santen buka sampai sekarang memang selalu ramai dikunjungi para penikmatnya.

Mulai dari warga sekitar sampai masyarakat luar daerah Blora.

Namun, dari waktu ke waktu, hampir selalu ada sejumlah inovasi yang dilakukan agar pelanggannya tidak jenuh dengan warung tersebut.

“Kalau ramainya sudah lama dari dulu, cuma sekarang tempat diperbarui sehingga kapasitasnya lebih banyak, jadi kelihatan tambah ramai,” kata dia.

Selain itu, warung tersebut juga menyediakan minuman-minuman kekinian yang digandrungi oleh para anak muda.

Menurutnya, kopi santen yang dimilikinya ini mempunyai ciri khas tersendiri dari kebanyakan warung kopi di tempat lainnya.

Bahan pembuatan kopi santen terbuat dari kopi arabika atau kopi robusta dicampur dengan air santan kelapa.

“Aroma kopinya beda karena dicampur dengan santan, dan kopinya ini kan kopi murni. Paling ya rasanya gurih, beda dari kopi-kopi lainnya,” terang dia.

Mampu jual ribuan gelas kopi per hari

Dalam sehari, warung kopi santen tersebut mampu menghabiskan 10 kilogram kopi untuk disajikan menjadi minuman kopi yang disajikan di gelas-gelas.

Untuk segelas kopi santen dijual seharga 5.000 rupiah.

“Mengenai kopi yang terjual ada kira-kira ratusan gelas bahkan sempat menyentuh angka seribu gelas. Untuk omzet kami enggak tahu, soalnya kan bagi kita yang penting cukup, uang itu muter untuk belanja terus, dari harga kan sangat murah, per gelas Rp 5.000. Sehingga untuk bayar orang dan belanja juga hampir habis,” kata dia yang sudah memiliki 9 karyawan tersebut.

Selain menyediakan kopi sebagai menu utamanya, warung kopi santen tersebut juga memberikan peluang bagi tetangga sekitar untuk menghidupkan roda perekonomian.

Setidaknya, tak kurang dari 15 warga yang menitipkan jajanannya agar mendapatkan penghasilan di warung kopi tersebut.

Bahkan, dalam sehari warung kopi tersebut mampu membayari titipan jajanan tersebut antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta.

Jajanan yang disajikan pun beragam, seperti walang goreng, cenil, tahu bakso, kerupuk, risoles, telur puyuh, kacang goreng, arem-arem hingga rujak.

“Memang kami di desa, jadi jajanannya ya jajanan desa, bukan jajanan kota. Kalau jajanan kota kan orang ngopi kayaknya bosan harganya mahal. Kalau di sini kan jajannya, jajanan desa jadi kopinya murah, jajannya juga murah,” ujar dia.

“Ini jajanan bukan jajanan kami tapi jajanan tetangga, sehingga menghidupkan perekonomian desa, biar semua ikut merasakan manfaatnya,” imbuh dia.


Akses jalan masih rusak

Namun, sayangnya, akses jalan menuju ke Warung Kopi Santen Mbah Sakijah dapat dibilang rusak parah sehingga memerlukan perhatian dari pemerintah karena merupakan jalan kabupaten.

Terlebih saat musim penghujan, sejumlah ruas jalan tersebut seperti kolam kecil yang selalu terisi air dan sangat licin juga berbahaya bagi kendaraan yang melintas.

“Kalau respons pemerintah sangat bagus, sangat mendukung UMKM semuanya. Harapan untuk pemerintah ya dikasih fasilitas jalan yang memadai,” kata dia.

Pemkab gelontorkan Rp 2,5 miliar untuk jalan

Untuk memperbaiki jalan rusak menuju ke warung kopi santen tersebut, Pemkab Blora menganggarkan pembangunan sebesar Rp 2,5 miliar.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kabid BM DPUPR) Kabupaten Blora, Nidzamudin Al Hudda mengatakan, anggaran yang digunakan untuk memperbaiki jalan tersebut senilai Rp 2,5 miliar.

"Paket pertama anggarannya Rp 1,5 miliar, yang paket kedua sekitar Rp 1 miliar. Kalau ditotal Rp 2,5 miliar," ucap Nidzamudin Al Hudda saat ditemui Kompas.com.

Hudda mengatakan, paket pertama yang dimaksud yaitu mulai dari simpang tiga jalan Kamolan Klopoduwur ke arah timur sampai simpang tiga dengan panjang sekitar 1.300 meter.

Kemudian, paket kedua perbaikan jalan mulai dari Simpang Tiga Jepangrejo ke arah desa Jepangrejo dengan panjang sekitar 1.000 meter.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/09/065728178/mengenal-sejarah-kopi-santen-kuliner-khas-blora-yang-melegenda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke