Salin Artikel

Sejarah Singkat Kota Palopo, Wilayah Kerajaan Islam Tertua di Sulawesi Selatan

Kompas.com - Kota Palopo adalah kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

Luas wilayah Kota Palopo sekitar 247,52 kilometer persegi atau 0,39 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Secara administratif, Kota Palopo terbagi menjadi 9 kecamatan 48 kelurahan.

Jumlah penduduk Kota Palopo menurut Sensus Penduduk BPS pada tahun 2020 adalah 184.681 jiwa.

Kota Palopo berjarak 362 km dari Kota Makassar.

Sejarah Singkat Kota Palopo

Dahulu, Kota Palopo adalah Kota Administratif Palopo. Saat itu, Kota Palopo merupakan ibu kota Kabupaten Luwu yang terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 1986.

Dalam sejarahnya, Ibu kota Kabupaten Luwu telah berpindah beberapa kali, antara lain Manjapai (sekarang wilayah Kabupaten Kolaka Utara), Cilallang, Patimang, dan terakhir Palopo.

Kabupaten Luwu pernah menjadi wilayah pusat Kerajaan Luwu (kerajaan Islam tertua di Sulawesi Selatan).

Dalam masa penjajahan Belanda, Palopo juga pernah diduduki Belanda pada 1905, lantaran wilayah tersebut merupakan Kerajaan Luwu.

Sejalan perkembangan jaman, saat reformasi yang melahirkan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan PP 129 Tahun 2000.

Peraturan tersebut membuka kota administrasi yang memenuhi sejumlah syarat untuk meningkatkan statusnya menjadi daerah otonom.

Ide peningkatan status Kota Administratif Palopo menjadi daerah otonom berasal dari aspirasi masyarakat yang menginginkan peningkatan status saat itu.

Penguat dukungan dari status Kota Administratif Palopo menjadi daerah otonom Kota Palopo berasal dari:

  • Surat Bupati Luwu Nomor 135/09/TAPEM tanggal 9 Januari 2001, Tentang Usul Peningkatan Status Kota Administratif Palopo menjadi Kota Palopo.
  • Keputusan DPRD Kebupaten Luwu Nomor 55 Tahun 2000 Tanggal 7 September 2000, tentang Persetujuan Pemekaran/Peningkatan Status Kota Administratif Palopo menjadi kota otonomi.
  • Surat Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 135/922/OTODA tanggal 30 Maret 2001 Tentang Usul Pembentukan Kota Administratif Palopo menjadi Kota Palopo.
  • Keputusan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan No 41/III/2001 tanggal 29 Maret 2001 Tentang Persetujuan Pembentukan Kota Administratif Palopo menjadi Kota Palopo.

Dukungan lain berasal dari organisasi-organisasi politik dan sosial di masyarakat.

Melalui berbagai pertimbangan, seperti potensi, kondisi wilayah dan letak geografis.

Dimana, Palopo berada di jalur trans Sulawesi sebagai pusat perdagangan sejumlah kabupaten, seperti Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Tanah Toraja, dan Kabupaten Wajo.

Akhirnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri meningkatkan Palopo menjadi daerah otonom Kota Palopo.

Berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi daerah otonom.

Secara pemerintahan dan letak geografis, daerah tersebut lepas dari Kabupaten Luwu.

Di awal terbentuknya, Kota Palopo memiliki 4 kecamatan, 19 kelurahan, dan 9 desa. Pada 2016, wilayah Kota Palopo memiliki 9 kecamatan dan 48 kelurahan.

Sumber: palopokota.bps.go.id, palopokota.go.id, dan portal.luwukab.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/03/07/060000478/sejarah-singkat-kota-palopo-wilayah-kerajaan-islam-tertua-di-sulawesi

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke