Salin Artikel

Dalam Setahun 4 Kilang Minyak Pertamina Terbakar, Ini Kata Pengamat

KOMPAS.com - Dalam satu tahun terakhir, empat kilang minyak milik Pertamina terbakar. Sebelumnya, kebakaran kilang terjadi di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada Senin (29/3/2021) lalu.

Dalam kebakaran tersebut, sebanyak 20 orang menjadi korban kebakaran kilang minyak Pertamina RU VI di Balongan, Indramayu.

Dari jumlah itu, 5 orang mengalami luka bakar berat dan 15 orang lainnya mengalami luka ringan. Belakangan, ada korban luka berat yang meninggal setelah dirawat intensif di rumah sakit.

Kebakaran kemudian terjadi di kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, pada 11 Juni 2021 lalu.

Kemudian, pada 13 November 2021, kebakaran kilang minyak terjadi lagi di Cilacap.

Dan yang terbaru, kilang Pertamina di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang terbakar pada Jumat (4/3/2022), pukul 10.30 Wita.


Kebakaran itu diduga disebabkan flash di inlet pipa finfan cooler Hydrocracker B di RU V. Api berhasil dipadamkan sekitar 11.00 Wita.

Terkait dengan adanya kejadian beruntun kilang terbakar tersebut, Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, ada indikasi bahwa ada pihak-pihak yang sengaja menghalangi pembangunan kilang minyak.

"Ya tujuannya agar impor BBM semakin membekak, kemudian mereka berburu rente," kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (5/3/2022) siang.

Dengan terjadinya kebakaran di kilang Balikpapan, Fahmy pun dengan tegas mengatakan semakin kuat adanya indikasi tersebut.

Untuk menghilangkan tudingan adanya unsur kesengajaan, kata Fahmy, ia pun meminta Komisaris Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membentuk tim.

"Ahok harus membuktikan bahwa yang terjadi bukan unsur kecelakaan atau adanya unsur kesengajaan. Kalau memang ada unsur kesengajaan yang dilakukan mafia migas, maka harus ada upaya sistematis untuk menyingkirkan mafia migas tersebut," tegasnya.

"Inilah kesempatan Ahok untuk membuktikan apakah kebakaran yang beruntun tersebut apakah ulah dari mafia migas atau bukan," lanjutnya.


Lemahnya sistem pengamanan Pertamina

Kata Fahmy, dalam beberapa kasus kilang minyak terbakar, yang selalu dikambing hitamkan adalah penyebabnya petir.

Dengan adanya kejadian ini, sambung Fahmy, menunjukkan bahwa sistem pengamanan yang digunakan Pertamina sangat lemah.

"Sangat lemah, karena selalu terulang tidak berdasarkan standar keamanan internasional," ujarnya.

Agar kejadian serupa tidak terjadi, Fahmy pun menyarankan pihak Pertamina untuk menganti sitem pengamanan meski harus mengeluarkan biaya yang besar.

"Harus menggunakan sitem pengamanan yang berdasarkan standar internasional dengan standar zero acident," ungkapnya.

"Kemudian, harus dilakukan audit secara reguler yang dilakukan Kementerian ESDM untuk memastikan bahwa sistem pengamanan itu dapat digunakan dengan baik sesaui dengan standar internasional, setiap beberapa bulan sekali," sambungnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/05/143746178/dalam-setahun-4-kilang-minyak-pertamina-terbakar-ini-kata-pengamat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke