Salin Artikel

Penyintas Bencana Tanah Bergerak Lebak Masih Bertahan di Pengungsian, Pemkab Tawarkan Dana Bantuan

LEBAK, KOMPAS.com - Fenomena tanah bergerak di Kabupaten Lebak terus terjadi. Akibatnya puluhan rumah rusak dan sebagian di antaranya roboh.

Fenomena tersebut terjadi di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Tanah bergerak terjadi sejak pertengahan Februari yang menyebabkan sebagian besar warga mengungsi.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, hingga saat ini total 43 rumah rusak, meningkat dari minggu lalu berjumlah 38 unit.

Dari jumlah tersebut, enam rumah di antaranya roboh sementara lainnya berkategori rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.

Namun mayoritas rumah tidak bisa ditempati lagi.

Selain rumah warga, tanah bergerak juga merusak masjid, sekolah hingga akses jalan ke kampung Cihuni.

Mereka yang terdampak tanah bergerak ini, kini mengungsi di tenda-tenda darurat yang dibangun pemerintah di lapangan dekat kantor desa.

Salah satu pengungsi, Nurhayati, mengatakan dirinya sudah tinggal satu minggu terakhir di tenda darurat.

Dia dan dua anaknya harus berbagi tempat tidur, makanan dan MCK dengan lebih dari 100 warga lainnya di pengungsian.

"Kalau malam tidur di sini, siang pergi ke kebun, sekalian nengokin rumah, kalau tidur di rumah tidak berani, setiap saat pasti ada pergerakan tanah susulan, takut ambruk," kata Nurhayati ditemui di pengungsian, Jumat (4/3/2022).

Nurhayati mengatakan tidak ada pilihan tempat tinggal lain selain di tenda darurat, kerabat dan tetangga dekat dia juga mengalami nasib serupa harus tinggal di pengungsian.

Dia berharap, pemerintah segera merelokasi warga ke tempat hunian baru yang lebih aman.

Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu dengan Badan Geologi untuk rumah-rumah yang terdampak tanah bergerak.

Hasil pengecekan tersebut, kata dia, akan dijadikan landasan untuk merelokasi warga yang nantinya akan diajukan ke pemerintah provinsi.

Pengecekan oleh Badan Geologi, kata dia, dijadwalkan pada Senin (7/3/2022) mendatang.

Sambil menunggu pengecekan dan rencana relokasi, kata dia, warga yang terdampak akan diberikan dana tunggu sebesar Rp 500.000.

Dana tunggu tersebut juga akan diberikan selama pembangunan hunian bagi warga terdampak.

"Dana tunggunya Rp 500.000 per bulan setiap satu rumah, sampai hunian tetap jadi. Sudah kita tawarkan ke masyarakat, misalnya enam bulan ya dapat tiga juta rupiah satu rumah untuk dana tunggu, bisa digunakan untuk ngontrak rumah misalnya, atau biaya tinggal di rumah saudara," kata dia.

Iti mengatakan, dana tersebut akan mulai diproses pada minggu ini.

Bupati perempuan pertama di Lebak ini meminta warga untuk bersabar dan sementara tinggal di pengungsian.

Dia mengatakan, semua kebutuhan warga di pengungsian terjamin mulai dari dapur umum hingga pelayanan kesehatan.

Sementara Kepala BPBD Lebak, Febby Rizky Pratama mengingatkan kepada warga di Cihuni akan potensi pergerakan tanah susulan yang sampai saat ini terus terjadi.

"Pergerakan tanah karena tiap hari hujan, itu akan memperburuk keadaan, kalau takut segera mengungsi," kata Febby.

Namun demikian, Febby meminta warga terutama kaum pria untuk tidak seluruhnya meninggalkan kampung terutama pada malam hari karena khawatir terjadi tindak pencurian.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/04/225949678/penyintas-bencana-tanah-bergerak-lebak-masih-bertahan-di-pengungsian-pemkab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke