Salin Artikel

Sejarawan UNS Sebut Pengangkatan Putra Mahkota Keraton Solo Bukan Hal Baru

Sejarawan Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) Tunjung W Sutirta menyampaikan, dahulu saat raja masih bertahta sudah terjadi pengangkatan putra mahkota.

"Bahwa pengangkatan putra mahkota dalam adat di Keraton Solo bukan hal yang baru. Dahulu, pengangkatan putra mahkota saat raja yang masih bertahta sudah terjadi," kata Tunjung di Solo, Selasa (1/3/2022).

Tunjung pun mencontohkan penetapan putra mahkota pada masa Keraton Solo dipimpin Pakubuwana (PB) IX. Ia menetapkan putranya sebagai pewaris tahta saat usianya masih kecil.

"Pakubuwana IX menetapkan putranya sebagai putra mahkota yang usianya masih kecil yaitu 3 tahun," ungkap dia.

Dahulu ketika raja menetapkan putra mahkota berarti sudah tertutup untuk adanya putra mahkota lainnya. Ada juga yang dinobatkan karena wasiat dari raja yang bertahta.

"Misalnya, Pakubuwana III naik takhta pada tanggal 15 Desember 1749 menggantikan ayahnya yang sakit keras. Ia ditunjuk sebagai raja oleh Baron von Hohendorff sesuai wasiat Pakubuwana II kepadanya, untuk menobatkan Raden Mas Suryadi sebagai raja selanjutnya yang kemudian menjadi Pakubuwana III," katanya.

Ada juga yang naik tahta bukan menggantikan langsung dari raka yang bertahta sebelumnya. Seperti Pakubuwana IX itu bukan putra Pakubuwana VIII melainkan putra Pakubuwana VI.

"Jadi beliau menggantikan paman dari ayahnya. Jadi, apabila KGPH Purbaya diangkat sebagai putra mahkota oleh Pakubuwono XIII itu hal biasa saja. Kebetulan KGPH Purbaya lahir dari permaisuri," katanya.

Lebih lanjut, Tunjung juga menerangkan penerus tahta Keraton Solo bukan yang lahir dari permaisuri juga pernah terjadi.

"Misalnya, Pakubuwana XI itu putra Pakubowana X yang bukan lahir dari permaisuri," ujar dia.


Sebelumnya, GRM Suryo Aryo Mustiko atau KGPH Purbaya dinobatkan sebagai Putra Mahkota dengan gelar Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Raja Putro Nalendra Ing Mataram.

Pengukuhan putra dalem Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwana (PB) XIII Hangabehi dengan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwana XIII dilaksanakan dalam Tingalan Dalem Jumenengan ke-18 PB XIII di Sasana Sewaka Keraton Solo, Minggu (27/2/2022).

Hadir dalam acara tersebut para abdi dalem, sentana dalem, dan sejumlah tokoh nasional seperti mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro, dan Ketua DPD RI La Nyala Mahmud Mattalitti.

Prosesi peringatan kenaikan tahta Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan Tari Bedaya Ketawang.

Pengageng Parentah Keraton Solo KGPH Dipokusumo atau Gusti Dipo mengatakan, pengukuhan putra dalem Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi sudah dilakukan dengan musyawarah keluarga.

Dengan pengukuhannya tersebut maka KGPH Purbaya sebagai penerus tahta Raja Keraton Solo berikutnya.

"Dalam tradisi keraton hal-hal yang perlu disampaikan yaitu regenerasi atau kesinambungan. Salah satu prosesnya biasanya gelar-gelar yang disampaikan para keturunan, termasuk para abdi dalem tentu saja dalam hal ini adalah bagaimana berkaitan dengan suksesi kedepan," ucap Gusti Dipo ditemui seusai acara di Keraton Solo, Minggu.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/01/140035578/sejarawan-uns-sebut-pengangkatan-putra-mahkota-keraton-solo-bukan-hal-baru

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke