Salin Artikel

Mulai Digandrungi, Anak Muda Semarang Lirik Peluang Bisnis dari Thrifting

Selain tidak membutuhkan budget yang mahal, kegiatan thrifting ini dipilih lantaran barang yang tersedia hanya satu saja. Artinya, barang thrifting dianggap langka.

Hal tersebut dikatakan oleh Ami, seorang thrifting enthusiast yang juga karyawan di salah satu toko baju thfrift di Semarang.

Sembari menjaga toko Bilik Thrift Shop di Jalan Supriyadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, Ami bercerita tentang mengapa dirinya lebih suka belanja pakaian bekas dibanding barang baru.

"Selain hemat, kualitas baju yang kita dapat tidak kalah dengan baju-baju yang dijual di mall," terangnya kepada Kompas.com, Minggu (28/ 2/ 2022).

Sejak 2014, Ami sudah mulai mengoleksi baju hasil thrifting untuk kesehariannya.

Dia merasa dengan membeli baju bekas dapat membuatnya tetap bisa bergaya meski dengan budget berbatas.

Ami mengatakan, untuk membeli tiga baju bekas hanya perlu uang sebesar Rp 100.000 hingga Rp 150.000.

"Itu bisa dari beberapa model, kadang dapat yang vintage, kemeja, atau baju-baju santai. Beda lagi kalau untuk yang crewneck," jelas Ami.

Hal serupa juga dikatakan Ega Ardelia, pemilik toko Ardelia Thriftshop di Jalan RM Hadisoebeno Sosro Wardoyo, Kota Semarang.

Sebelum memutuskan mendirikan bisnis thrifting shop, dia juga hobi mengoleksi baju-baju tangan kedua.

"Apalagi dulu masih kuliah di Bandung, di sana anak-anak muda banyak yang suka pakai thrift, jadi sering ngoleksi juga," jelas Ardila ketika ditemui di tokonya.

Dari situ, Ardelia melihat peluang bisnis yang besar.


Sejak 2020, dia mulai berjualan secara online melalui instagram @bekas.simpenan.

"Dulu saya sendirian yang beli barang, nyortir, nyuci, nyeterika, sosmed juga saya yang handle. Jadi harus pintar-pintar bagi waktu," kata Ardelia.

Namun, Ardelia tidak menyerah untuk mempertahankan bisnis yang dibangunnya.

Dengan memaksimalkan ide kreatif di pemasaran Instagram, akhirnya pada 2021 dia dapat membangun toko di Mijen, Semarang.

Diceritakannya, setelah lulus kuliah, Ardelia memilih pulang ke kampung halaman untuk meneruskan berbisnis baju bekas.

"Waktu itu sampai dimarahin banyak orang. Katanya, kenapa tidak kerja saja atau nerusin S2? Tapi bagaimanapun, hidup itu tentang pilihan," ucap Ardelia.

Ardelia mengaku pemasukan yang didapat belum bisa mengembalikan modal awal.

Baginya, perputaran tersebut tidak bisa ditunggu hanya dengan hitungan bulan.

Saat ini, omzet yang dia dapat dalam satu bulan dapat mencapai Rp 10 juta bahkan lebih.

"Setidaknya, sedikit demi sedikit udah bisa nambah karyawan, beli ball (paket baju bekas) baru, dan operasional. Yang namanya usaha, kalau ada high risk, pasti ada high return," ungkap Ardelia.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/01/070301878/mulai-digandrungi-anak-muda-semarang-lirik-peluang-bisnis-dari-thrifting

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke