Salin Artikel

Gempa Bumi di Pasaman Sumbar, Rumah Warga Rata dengan Tanah hingga Gunung Longsor

PASAMAN, KOMPAS.com - Gempa bumi begitu berdampak bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).

Berdasarkan pantuan Kompas.com, Sabtu (26/2/2022), di wilayah Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, rumah-rumah warga banyak yang rusak berat, sedang dan ringan.

Terlihat sejumlah rumah warga roboh hingga rata dengan tanah. Ada yang rumah permanen, semi permanen, dan beberapa rumah masih terbengkalai.

Selain itu, ada juga sebagian dinding rumah yang roboh dan retak-retak.

Seperti yang terlihat di Nagari (Desa) Lampah, permukiman sudah sepi. Tak ada lagi warga yang berani bertahan di rumah.

Warga tampak mendirikan tenda darurat berupa terpal depan rumah dan pinggir jalan sebagai tempat mengungsi.

Namun, lebih banyak yang mengungsi ke tenda pengungsian yang disiapkan pemerintah setempat.

Longsor

Selain merusak rumah warga, gempa bumi juga memicu longsornya Gunung Pasaman.

Material longsor bergerak hingga menimbun areal perkebunan dan menyeret sejumlah rumah warga di kaki gunung.

Material longsor itu juga memenuhi aliran sungai.

Pejabat sementara (Ps) Komandan Batalyon (Danyon) A Pelopor Satuan Brimob Polda Sumbar, Kompol Doni Lisman mengatakan bahwa ada 300 rumah warga yang rusak berat di Kabupaten Pasaman.

"Kalau total rumah warga yang rusak belum diketahui. Tapi berdasarkan hitungan cepat sementara, tercatat sekitar 300 rumah warga rusak berat, dan 2 unit rumah tertimbun longsor," sebut Doni saat ditemui Kompas.com di lokasi bencana di Nagari Lampah, Sabtu.

Kemudian, dia menyebut jumlah warga yang mengungsi sekitar 7000 jiwa.

Sementara itu, ada enam orang warga yang diduga hilang akibat tertimbun longsor.

"Terkait adanya dugaan enam orang warga yang hilang, belum bisa dipastikan karena informasinya simpang siur. Tadi malam hasil koordinasi kami dengan Pak Kalaksa SAR Pasaman, Kabag Ops Polres Pasaman dan Sekda Pasaman, memang ada informasi enam orang warga belum ditemukan. Namun, enam orang ini belum bisa dipastikan di mana keberadaannya. Apakah terseret material longsor atau air bah atau pergi mengungsi belum diketahui," kata Doni.

Doni mengatakan, kendala yang dihadapi petugas di lapangan saat ini adalah jaringan internet putus, sehingga susah berkomunikasi. Kemudian, listrik juga padam.

Tim Brimob Polda Sumbar diterjunkan sebanyak 108 personel untuk di Kabupaten Pasaman. Petugas mendirikan dua posko.

"Posko kami terbagi dua, yaitu di Siparayo ada 56 personel, dan di SDN 20 Nagari Malampah Utara ada 52 personel. Kalau di Pasaman Barat juga ada tim kita. Total personel yang dikerahkan 236 orang," sebut Doni.

Doni mengimbau, untuk saat ini warga tidak kembali dulu ke rumahnya, karena masih ada gempa susulan yang dirasakan, sehingga dikhawatirkan rumah roboh.

"Warga kita minta tidak ke rumah dulu. Karena tadi masih ada kita rasakan gempa susulan. Warga  bisa mendirikan tenda darurat dulu di depan rumah atau mengungsi ke tenda yang sudah kita dirikan," pungkas Doni.

Kehilangan tempat tinggal

Gempa bumi membuat banyak warga kehilangan tempat tinggal. Pasalnya, sebagian besar rumah warga rusak parah.

Seperti yang dialami oleh warga bernama Sirun. Rumahnya sudah roboh hingga rata dengan tanah.

"Rumah kami habis semua. Tak ada lagi tempat tinggal. Sekarang saya mengungsi sama istri, anak dan cucu," kata Sirun saat ditemui Kompas.com di tenda pengungsian di Nagari Maringgiang, Kecamatan Tigo Nagari, Sabtu.

Warga lainnya, Iwan juga merasakan nasib yang sama.

Kondisi rumahnya rusak berat hingga tak bisa ditempati.

"Rumah saya rusak berat. Sekarang saya sama keluarga mengungsi," kata Iwan.

Iwan mengaku masih takut terjadi gempa susulan. Sehingga, pada malam harinya tak bisa tidur nyenyak.

"Tak bisa tidur nyeyak karena takut datang gempa lagi. Tadi malam beberapa kali gempa susulan, tapi tak separah paginya," sebut Iwan.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/26/212625778/gempa-bumi-di-pasaman-sumbar-rumah-warga-rata-dengan-tanah-hingga-gunung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke