Salin Artikel

Harga Kedelai Meroket, Tempe dan Tahu mulai Langka di Semarang

Fitria, salah satu pedagang makanan mengeluh karena susah mencari tahu dan tempe di pasar.

Menurutnya, kelangkaan tersebut sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu.

"Tiba-tiba sulit mencari tempe dan tahu buat pelengkap makanan yang saya jual,"jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (24/2/2022).

Fitri mengaku sering pulang dengan tangan kosong. Beberapa kali dia datang ke Pasar Gabeng Jangli, Kecamatan Tembalang, tapi tidak mendapat barang yang dicari.

Menanggapi hal itu, Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menjelaskan, saat ini pemerintah sedang membuat skema untuk subsidi kedelai impor.

Nantinya, lanjut Arif, produsen tempe dan tahu bakal memperoleh harga yang sudah disubsidi oleh pemerintah.

"Saat ini masih digodog. Ini kita sedang menunggu," katanya.

Dia meyakini, untuk stok kedelai saat ini masih aman. Namun, harganya memang naik. Untuk itu, dia meminta kepada petani kedelai lokal untuk ikut bersaing.

"Dengan kemandirian pangan dari petani lokal bisa lebih mudah untuk dikontrol," imbuhnya.


Sampai saat ini, sebanyak 80 persen kedelai di Indonesia masih impor. Sementara, kedelai lokal hanya menguasai pasar sebanyak 20 persen.

"Padahal katanya kedelai lokal itu lebih bagus kualitasnya," paparnya.

Pantauan di lokasi, komoditas tempe dan tahu memang sempat langka di beberapa pasar tradisional Kota Semarang. Hal itu disebabkan naiknya harga kedelai.

Sampai berita ini diterbitkan, untuk harga kedelai di Pasar Bulu Semarang Rp 13.000 per-kilogram.

Sementara di Pasar Peterongan harga kedelai sekitar Rp 11.000 dan harga ukedelai di Pasar Simongan juga sama, Rp 11.000 per kilogram.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/24/182610178/harga-kedelai-meroket-tempe-dan-tahu-mulai-langka-di-semarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke