Salin Artikel

Akui Beri Uang Suap ke Anak Alex Noerdin, Terdakwa Suhandy: Saya Kira Pemberian Itu Lumrah...

PALEMBANG, KOMPAS.com - Direktur PT Selaras Simpati Nusantara (SSN), Suhandy, meminta keringanan hukuman kepada hakim setelah dirinya mengakui telah memberikan suap sebesar Rp 2,5 miliar untuk mendapatkan empat proyek di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, dari Bupati nonaktif Muba Dodi Reza Alex Noerdin.

Suhandy mengaku tak mengetahui bila perbuatannya tersebut dapat melanggar hukum.

Sebab, dirinya selalu dihasut oleh Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) yaitu terdakwa Edy Umari untuk memberikan fee proyek.

"Saya dipengaruhi Edy Umari, saya kira pemberian itu lumrah dilakukan oleh kontraktor," kata Suhandy saat membacakan pleidoi atau nota pembelaan yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Palembang, Kamis (24/2/2022).

Selain itu, Suhandy pun mengaku kapok untuk bermain dalam proyek pemerintahan akibat kasus yang menjeratnya tersebut.

Sehingga, ia pun memohon maaf atas perbuatan suap yang telah ia lakukan.

"Semoga kasus saya ini bisa jadi pelajaran untuk rekan-rekan kontraktor lainnya. Saya mohon hukuman saya diringankan," ungkapnya.

Sementara, kuasa hukum Suhandy, Titis Rachmawati menjelaskan, mereka sepakat atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantarasan Korupsi dengan mengenakan Pasal 5 ayat 1 juncto Pasal 65 KUHP ayat 1 terhadap kliennya tersebut.

Hanya saja, tuntutan 3 tahun penjara yang dijatuhkan oleh JPU menurutnya terlalu berat.

Sebab, kliennya itu terpaksa membayar suap untuk mendapatkan proyek di Muba.

"Kami minta hakim dapat memberikan hukuman seadil-adilnya dan seringan-ringannya. Karena klien kami ini hanya korban," ucapnya.

Usai membacakan pleidoi, JPU KPK Taufiq Ibnugroho pun langsung menjawab secara lisan atas nota pembelaan tersebut.

"Kami tetap pada tuntutan dengan hukuman penjara 3 tahun dan denda Rp 150 juta subsidair empat bulan," ungkapnya.

Taufiq mengatakan, pertimbangan JPU menuntut Suhandy dengan hukuman tersebut, karena terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas korupsi.

"Hal yang meringankan terdakwa Suhandy selama persidangan koperatif dan tidak memberikan keterangan berbelit-belit," ujarnya.

Untuk diketahui, Suhandy memberikan suap Rp 2,5 miliar karena ia hendak mendapatkan pengerjaan empat proyek di Muba dengan nilai berbeda.

Pertama adalah Rehabilitasi Daerah Irigasi Ngulak III (IDMIP) di Desa Ngulak II, Kecamatan Sanga Desa dengan nilai kontrak Rp 2,39 miliar.

Kemudian, peningkatan jaringan irigasi Daerah Irigasi Rawa (DIR) Epil dengan nilai kontrak Rp 4,3 miliar, peningkatan jaringan irigasi DIR Muara Teladan dengan nilai kontrak Rp 3,3 miliar dan normalisasi Danau Ulak Ria di Kecamatan Sekayu dengan nilai kontrak Rp 9,9 miliar.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/24/180246278/akui-beri-uang-suap-ke-anak-alex-noerdin-terdakwa-suhandy-saya-kira

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke