Salin Artikel

5 Fakta Kebakaran Pesantren di Karawang, 8 Santri Anak Tewas hingga Dugaan Api dari Kipas Angin Rusak

Para korban terjebak di kamar yang ada di lantai 2 saat api merembet di bangunan pondok.

Pesantren tersebut dibangun oleh Kyai Haji Zarkasih sejak tahun 1932.

Pesantren yang berada di Desa Mangungjaya, Kecamatan Cilamanya Kulon, Kabupaten Karawang itu dikenal sebagai pesantren tahfiz pertama di Karawang.

Dan berikut 5 fakta kebakaran pondok pesantren di Karawang tersebut:

1. Terjadi di blok anak-anak lantai 2

Kebakaran diketahui terjadi pada Senin (21/2/2022) sekitar pukul 13.00 WIB di blok anak-anak lantai dua.

Saat itu api sudah membesar. Para santri dan warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung berjibaku memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Tak lama kemudian datang petugas pemadam kebakaran dari BPBD Karawang dan Pertamina yang berhasil menguasai api yang membesar.

Yanyan Bahari (15), salah seorang santri menjelaskan jika lokasinya pesantrennya terdiri dari empat blok.

Ia bercerita saat kejadian ia juga tidur di blok yang berbeda.

"Blok yang kebaran itu blok anak-anak. Waktu itu memang jam istirahat siang. Jadi mayoritas para santri memang tidur siang," ujarnya.

Saat kejadian, para santri yang sebagian besar masih anak-anak sedang tidur siang di ruang lantai dua pesantren yang terbuat dari kayu.

Api tersebut kemudian menyambar kasur dan langsung merambat ke bangunan pondok. Para santri yang sedang istirahat terjebak dalam kamar karena api membesar di pintu keluar.

3. Delapan santri tewas

Setelah api berhasil dipadamkan diketahui ada delapan santri yang tewas. Semuanya masih berusia anak-anak yang berusia antara 7 tahun hingga 13 tahun.

Sementara dua orang terluka. Para korban langsung dievakusi ke RSUD Karawang.

Identitas para korban adalah RA (7) asal Subang, APG (11) asal Subang, AS (7) asal Cikampek, M (12) asal Cilamaya Kulon, MR (13) asal Cilamaya, MF (7) asal Subang, MAM (12) asal Gandok Pedes, dan R asal Tegalsawah Karawang.

Kasubdit di Direktorat Laka Bakar Puslabfor Polri Kompol Nurkolis menyebut pihaknya telah mengambil beberapa barang bukti pada olah TKP kebakaran di pesantren.

Di antaranya istalasi listrik, kipas angin, soket listrik, hingga abu sisa kebakaran.

Ia bercerita setelah api padam yang tersisa hanya puing-puing dan jasad santri yang belum dievakuasi.

Para santri ditemukan di dua titik yakni di pojokan kamar dan di tembok dekar tangga keluar.

"Jenazah berkumpul di dua titik kamar, pertama di pojok kamar, kemudian ke dua itu di dekat tembok yang tak jauh dari lokasi tangga keluar," katanya.

Saat datang ke lokasi, kata Gojali, ia mengaku sempat meneteskan air mata.

"Saya meneteskan air mata, saya melihat mereka seperti anak sendiri. Karena memang saya dekat juga dengan keluarga pesantren di sini," katanya.

5. Periksa 5 saksi

Terkait kejadian tersebut, lima saksi telah diperiksa oleh Polres Karawang.

"Kami sudah periksa 5 orang saksi dalam peristiwa kebakaran Pondok Pesantren Miftahul Khoirot," kata Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono pada Rabu (23/2/2022).

Para saksi antara lain satu santri dan empat pengurus pondok pesantren.

"Kami periksa lima saksi untuk menggali kronologi dan penyelidikan penyebab kebakaran," jelas dia.

Ia menjelaskan Puslabfor Mabes Polri juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan.

"Iya kemarin Puslabfor Mabes Polri juga telah olah TKP lanjutan dan membawa sejumlah barang bukti. Nanti hasilnya untuk penyebab kebakaran diinformasikan," beber dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan |Editor : Khairina), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2022/02/23/133700878/5-fakta-kebakaran-pesantren-di-karawang-8-santri-anak-tewas-hingga-dugaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke