Salin Artikel

Duka di Pesantren Penghasil Hafidz Tertua di Karawang....

KARAWANG, KOMPAS.com-Duka menyelimuti Pesantren Miftahul Khoirot usai kebakaran yang merenggut nyawa delapan santrinya terjadi.

Pesantren yang berada di Desa Mangungjaya, Kecamatan Cilamanya Kulon, Kabupaten Karawang itu dikenal sebagai pesantren tahfiz pertama di Karawang.

Adapun pesantren itu berdiri sejak 1932, yang dibangun oleh Kyai Haji Zarkasih. Kemudian mencari ilmu ke Syekh Tubagus Ahmad Bakri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mama Sempur di Purwakarta. Setelah belajar dari sana, Kiai Haji Zarkasih mendirikan Pesantren Pusaka.

"Awalnya hanya pengajian bapak -bapak. Kemudian lama - lama anak-anak juga ikut ngaji. Santri kalong istilahnya," ujar Abdul Muhaimin (31), salah satu pengurus pesantren.

Kiai Zarkasyi kemudian menikahkan putrinya dengan penghapal Alquran, Kiai Haji Muhtadin Al Hafiz.

Pesantren kemudian diamanatkan Kiai Haji Muhtadin Al Hafiz. Nama pesantren pun berganti menjadi Pesantren Miftahul Khoirot dari sebelumnya Pesantren Pusaka.

Pesantren itu kini dipimpin oleh generasi ketiga, yakni Kiai Haji Agus Muhtadin.

Pesantren Miftahul Khoirot kemudian dikenal menghasilkan santri-santri penghapal Alquran.

"Lalu semakin berkembang santrinya dari 100 orang, kemudian bisa mencapai 200 orang lebih," kata Abdul.

Ayahnya pun berkeinginan agar banyak anak-anak yang menghapal Alquran. Kemudian didirikan madrasah tsanawiyah (MTS) dan madrasah aliyah (MA).

Saat ini, kata Abdul, jumlah santri mencapai 600 orang yang terbagi menjadi 400 santri perempuan dan 200 santri laki-laki. Para santri terdiri dari usia anak-anak dan remaja.

"Seluruh anak abah itu ada 14 orang dan saya anak kesepuluh. Semua anaknya mengurus bagian yang berbeda dan saya untuk mengurus santri yang remaja. Untuk yang menjadi ketua yayasan atau pengasuh itu anak tertua," katanya.

Terjadinya kebakaran, kata dia, tentu saja menjadi pukulan bagi pesantren. Para santri, bagi ia sendiri sudah seperti anaknya sendiri.

"Para santri itu seperti anak - anak kami sendiri," ujar Abdul.

Sejak kebakaran terjadi, banyak masyarakat hingga kalangan pejabat yang datang menyampaikan bela sungkawa.

Diketahui, 8 santri tewas akibat kebakaran itu. Mereka yakni RA (7) asal Subang, APG (11) asal Subang, AS (7) asal Cikampek, M (12) asal Cilamaya Kulon, MR (13) asal Cilamaya, MF (7) asal Subang, MAM (12) asal Gandok Pedes, dan R asal Tegalsawah Karawang.

Selain itu, dua santri lainnya mengalami luka-luka dan kini telah mendapat perawatan di RSUD Karawang

Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono menyebut kebakaran terjadi pada Senin (21/2/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.

Dugaan awal, kebakaran berawal adanya percikan api di kipas angin yang kemudian menyambar ke kasur. Pihaknya pun tengah menyelidiki lebih dalam perihal penyebab kebakaran itu.

Mereka yang menjadi korban saat itu tengah istirahat tidur siang. Delapan yang meninggal tak sempat menyelamatkan diri lantaran api membesar di pintu keluar.

Personel Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan.

Kasubdit di Direktorat Laka Bakar Puslabfor Polri Kompol Nurkolis menyebut pihaknya telah mengambil beberapa barang bukti pada olah TKP kebakaran di Pesantren Miftahul Khoirot. Di antaranya istalasi listrik, kipas angin, soket listrik, hingga abu sisa kebakaran.

Barang bukti tersebut akan diperiksa menggunakan alat khusus di laboratorium forensik untuk mengetahui penyebab kebakaran.

"Makanya kita butuh waktu paling cepat satu hari, besok kita selesaikan. Kemudian baru bisa kita simpulkan penyebab kebakaran," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/23/114158078/duka-di-pesantren-penghasil-hafidz-tertua-di-karawang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke