Salin Artikel

4 Tari Tradisional Kalimantan Selatan yang Masuk dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda

KOMPAS.com - Sejumlah tari tradisional dari Kalimantan Selatan sudah masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Hal ini semakin menegaskan bahwa kesenian asal Kalimantan Selatan turut mewarnai ragam budaya di Indonesia.

Melestarikan jenis tari tradisional dari Kalimantan Selatan adalah tanggung jawab bersama, salah satunya dengan mengenalkannya ke generasi penerus.

Dilansir dari laman Kemdikbud, berikut adalah ragam tari tradisional yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan yang bisa dipelajari.

Tari Topeng adalah jenis tarian tradisional yang dipergunakan dalam upacara sakral, seperti upacara manyanggar (Sampir).

Tarian untuk upacara sakral ini bisa juga berfungsi untuk keperluan Batatamba (pengobatan) terhadap orang sakit seperti kapingitan.

Tari topeng ini diketahui sudah tumbuh dan berkembang sejak Kerajaan Negara Dipa.

Bentuk topeng Banjar terdiri dari beberapa jenis seperti Gunung Sari, Patih, Panji, Batarakala (Sangkala/Gajah Barung), Pantul, Tambam, Pamambi, Pamimdu, Kalana, Ranggajiwa, dan lain - lain.

Perhelatan tari topeng banjar masih dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur, mengharap keselamatan dari gangguan roh jahat.

Tari Sinoman Hadrah berkembang di Kabupaten Banjar khususnya daerah Martapura.

Asal nama tarian ini berasal dari kata “sinoman” yang berarti suatu perkumpulan tempat orang-orang dengan maksud dan tujuan yang sama, dan “hadrah” dari kata hadrun (Arab) yang memiliki arti hadir.

Jadilah tari Sinoman Hadrah hadrah memiliki makna penyambutan bagi kehadiran seseorang atau kelompok yang dihormati atau dimuliakan.

Properti tari yang dipergunakan dalam tari Sinoman Hadrah yaitu rebana, babun, ketipung, tamborens, bendera, dan payung besar berhias.

Penampilan tarian dini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah minimal 30 orang yang terbagi atas pemusik, pemegang bandu, pemayung dan penari.

Tari Rudat merupakan salah satu kesenian bernafaskan Islam yang populer di wilayah Kalimantan Selatan khususnya di Kabupaten Banjar.

Nama tari ini disebut berasal dari kata dalam bahasa Banjar yaitu “rudatik” yang memiliki arti bergerak secara terus-menerus.

Sesuai dengan namanya, anggota tubuh penari akan terus bergerak mengikuti irama lagu yang dimainkan dengan tarbang.

Penampilan Tari Rudat tersusun dari gerakan-gerakan bela diri dan juga seni suara. Meski begitu, tarian ini didominasi oleh gerakan tari dengan posisi duduk.

Tarian ini giat dilestarikan, salah satunya dengan mengajarkannya di sekolah-sekolah.

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Banjarmasin, Tari Baksa Kembang adalah jenis tari klasik yang awalnya berfungsi sebagai penyambutan tamu kerajaan.

Tarian dimainkan oleh penari wanita sebagai penari tunggal, atau bisa juga dengan berkelompok dengan syarat jumlah penari harus ganjil.

Seiring berjalannya waktu, tarian ini populer di masyarakat dan berkembang menjadi beberapa versi, di antaranya Lagureh, Tapung Tali, Kijik, Jumanang.

Dari banyaknya versi tari tersebut, seniman kemudian bersepakat dan mengumpulkan menjadi satu tari Baksa Kembang yang baku.

Versi baku inilah yang kemudian dikenal masyarakat luas sebagai Tari Baksa Kembang yang ada hingga kini.

Dalam setiap pertunjukkan, penari menggunakan busana khas dengan selendang serta mahkota.

Mahkota yang dikenakan disebut gajah gemuling yang dihiasi oleh dua kembang bogam ukuran kecil, serta anyaman daun kelapa muda yang sering di sebut halilipan.

Gerak tari Baksa Kembang layaknya putri remaja yang tengah bermain di taman bunga dengan gerak lemah gemulai.

Oleh karena itu penari biasanya membawa sepasang kembang bogam, atau rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga yang nantinya akan dihadiahkan kepada tamu yang datang setelah tarian selesai.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id 
banjarmasin.tribunnews.com 
kikomunal-indonesia.dgip.go.id
kalsel.kemenag.go.id
disbudpar.banjarmasinkota.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/02/22/184923178/4-tari-tradisional-kalimantan-selatan-yang-masuk-dalam-daftar-warisan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke