Salin Artikel

Sejarah dan Asal-usul Banjarnegara, Kabupaten yang Terkenal dengan Julukan “Kota Dawet Ayu”

Secara geografis, wilayah Kabupaten Banjarnegara dapat dbagi menjadi 3, yaitu zona utara, zona tengah, dan zona selatan.

Zona utara mencakup Dataran Tinggi Dieng dan Pegunungan Serayu Utara. Selain itu juga ada Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu.

Zona tengah mencakup Depresi Serayu yang subur, sedangkan zona selatan mencakup Pegunungan Serayu selatan.

Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara mencapai 1.069,73 kilometer persegi, yang dihuni oleh 1.020.982 jiwa penduduk.

Sejarah dan Asal-usul Banjarnegara

Sejarah Kabupaten Banjarnegara sebagai kabupaten dimulai pada tanggal 26 Februari 1571.

Tanggal tersebut bertepatan dengan pembagian wilayah Wirasaba menjadi empat oleh Joko Kaiman.

Saat itu, wilayah Wirasaba dipimpin olehh Adipati Wirasaba VI yang hidup sezaman dengan Kesultanan Pajang.

Suatu saat, terjadi kesalahpahaman antara Adipati Wirasaba dengan Sultan Hadiwijaya dari Pajang.

Masalah tersebut berakhir dengan terbunuhnya Adipati Wirasaba.

Setelah itu, Sultan Hadiwijaya yang sadar tindakannya salah lantas memanggil ahli waris Adipati Wirasaba.

Awalnya anak keturunan mendiang Adipati tidak ada yang berani menghadap karena khawatir akan dieksekusi.
Kemudian, salah seorang menantu adipati yang bernama Raden Joko Kaiman pun memberanikan diri ke Pajang.

Sesampainya di Pajang, Joko Kaiman justru diangkat menjadi penguasa baru di wilayah Wirasaba, dengan gelar Adipati Warga Utama II atau Adipati Wirasaba ke-7.

Dalam kesempatan itu, Joko Kaiman juga mengusulkan agar wilayah Wirasaba yang luas dibagi menjadi empat. Usul itu diterima.

Lalu Wirasaba pun dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

  1. Banjar Pertambakan dipimpin Kiai NgabehI Wirayuda
  2. Merden dipimpin Kiai Ngabehi Wirakusuma
  3. Wirasaba dipimpin Kiai Ngabehi Wargawijaya
  4. Kejawar dipimpin Joko Kaiman sendiri

Wilayah Banjar Pertambakan itulah yang di kemudian hari dikenal dengan nama Kabupaten Banjarnegara.

Peristiwa pembagian wilayah Wirasaba menjadi empat terjadi pada 26 Februari 1571, dan ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara.

Minuman khas Banjarnegara disebut dengan nama dawet ayu atau es dawet ayu.

Dawet ayu ini sangat mudah ditemukan di Banjarnegara, baik di kios, pinggir jalan atau di pasar-pasar.

Dawet Ayu Banjarnegara konon sudah terkenal cita rasanya sejak awal abad ke-20 Masehi.

Saat itu, nama minuman ini masih dawet atau es dawet. Namun generasi ketiga penjual dawet ini terkenal dengan parasnya yang cantik sehingga diberi nama Dawet Ayu.

Dawet Ayu Banjarnegara semakin populer setelah seniman asal kota tersebut menciptakan lagu berjudul “Dawet Ayu Banjarnegara”.

Pada medio 1980-an, lagu tersebut dipopulerkan kembali oleh grup seni calung dan lawak Banyumas, Peang Penjol.

Sumber:
Banjarnegarakab.go.id
Budaya-Indonesia.org

https://regional.kompas.com/read/2022/02/21/160751278/sejarah-dan-asal-usul-banjarnegara-kabupaten-yang-terkenal-dengan-julukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke