Salin Artikel

30 Tahun Beroperasi di Batam, Harmoni Hotel Akhirnya Tutup

Apalagi, saat ini sektor pariwisata masih belum dapat bangkit sepenuhnya di masa pandemi Covid-19.

Hal ini mempengaruhi para pekerja yang terpaksa harus beralih profesi, seperti Ilham (50), yang kini menjadi ojek online.

"Saya bekerja sebagai housekeeping selama 30 tahun di Harmoni Hotel. Kini saya sudah beralih menjadi driver ojol," kata Ilham saat ditemui di kawasan Nagoya, Selasa (15/2/2022).

Sebelum resmi diberhentikan, Ilham mengakui bahwa pihak manajemen memenuhi kewajiban mengenai hak pekerja.

Ilham menerima keputusan tersebut, mengingat kunjungan tamu ke salah satu hotel tertua di Batam tersebut sudah menurun drastis selama pandemi.

"Mau bagaimana lagi, memang kenyataannya seperti itu. Saya juga melihat langsung kalau kamar hotel banyak yang kosong dan tidak dipakai," kata Ilham.

Pegawai lainnya Minto Harmadi (38), juga bisa menerima keputusan itu.

Namun, saat ini, Minto belum memikirkan langkah ke depan setelah berhenti bekerja di Harmoni Hotel.

"9 tahun bekerja di sana, saat ini mau santai dulu lah, Mas. Belum ada kepikiran mau lanjut ke mana," kata Minto.

Minto mengaku sedih karena harus kehilangan tempatnya bekerja, dan juga harus kehilangan rekan-rekannya selama bekerja.

"Yang paling saya sedihkan, aktivitas keseharian bekerja di sini sudah enggak akan saya rasakan lagi. Tapi mau bagaimana, memang kondisinya saat ini memang begitu," kata Minto.


Banyak faktor

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata angkat bicara soal penutupan Harmoni Hotel.

Ardi mengakui, fenomena tutupnya beberapa hotel di Batam selayaknya proses seleksi alam.

Sebagaimana perkembangan bisnis, usaha perhotelan juga mengalami pasang surut.

Namun, tutupnya beberapa hotel di Batam bukan hanya disebabkan karena situasi pandemi Covid-19.

Ada berbagai penyebab, seperti masalah finansial, pergantian manajemen, pergantian pemilik, hingga renovasi.

Apabila dibandingkan antara situasi pandemi yang berjalan dua tahun lebih, dengan pertumbuhan hotel di Batam, menurut Ardi, pengaruhnya tidak begitu signifikan.

“Tidak semua penyebab hotel tutup karena krisis finansial. Kita lihat ada beberapa hotel yang baru dibuka atau sedang membangun, seperti Hotel Mercure di Batam Center, dan Hotel JW Mariott Harbour Bay, yang dibangun selama pandemi,” kata Ardi saat dihubungi, Selasa.

Strategi bertahan di tengah pandemi

Ardi mengatakan, ada tiga hal yang dapat dijalankan para pelaku usaha perhotelan untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya di tengah pandemi, yakni adaptasi, inovasi, dan kolaborasi.

Menurut dia, proses adaptasi sudah berhasil dilewati oleh pelaku usaha hotel di Batam dengan menerapkan protokol kesehatan dan sertifikasi kesehatan pada tempat usahanya.

Selanjutnya, Ardi mengimbau hotel-hotel tersebut juga berinovasi untuk meningkatkan pelayanannya.

“Ada beberapa hotel yang sudah berinovasi, contohnya seperti mengembangkan dapur makanannya, menerapkan pesan antar lewat online, dan lain-lain. Kemarin saya lihat, hotel Travelodge di Batu Ampar itu sudah menawarkan paket-paket kuliner,” kata Ardi.

Kemudian, para pelaku usaha perhotelan juga diminta untuk melakukan kolaborasi dengan pelaku usaha lainnya, seperti kerja sama di bidang kuliner, dan pelayanan lainnya.

Kolaborasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan promosi dan memperluas jejaring bagi pelaku usaha perhotelan di Batam.

“Alhamdulillah, meskipun wisatawan mancanegara belum banyak yang masuk ke Batam, tapi kita sudah menampung wisatawan-wisatawan domestik dan lokal,” kata Ardi.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/16/135543778/30-tahun-beroperasi-di-batam-harmoni-hotel-akhirnya-tutup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke