Salin Artikel

6 Fakta Bangka Belitung, Daerah Dua Pulau yang Kaya Timah

KOMPAS.com - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, yang berdekatan dengan Provinsi Sumatera Selatan.

Ibu kota provinsi berada di Pangkalpinang

Dari hasil sensus penduduk 2020, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berjumlah 1.455.678 jiwa.

Meskipun, Kepulauan Bangka Belitung termasuk provinsi baru, namun wilayah ini memiliki banyak potensi.

Berikut fakta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung:

1. Pulau Bangka dan Pulau Belitung

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dua pulau besar, yakni Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Ada juga pulau-pulau kecil lainnya.

Pada zaman kerajaan, kawasan ini masuk dalam kekuasaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram.

Setelah menjadi daerah jajahan Inggris pada 10 Desember 1816, Bangka Belitung diserahkan pada Belanda yang serah terimanya dilakukan di Muntok.

Pada masa penjajahan Belanda, terjadi perlawanan yang dilakukan oleh Depati Barin. Lalu, perlawanan dilanjutkan oleh puteranya Depati Amir. Akhirnya, ia mengasingkan diri ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selama masa penjajahan, banyak kekayaan pulau ini yang dirampas penjajah. Namun, Bangka Belitung mempu bertahan serta melakukan sejumlah perlawanan.

Pada 2000, Bangka Belitung resmi menjadi wilayah otonom dan tidak lagi menginduk pada Sumatera Selatan.

Penetapan Bangka Belitung sebagai provinsi berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2000.

2. Bangka Belitung Penghasil Timah

Bangka Belitung dikenal sebagai satu-satunya daerah penghasil timah di Indonesia. Bahkan, nama Bangka berasal dari wangka yang artinya timah.

Di pasar internasional, timah dari Bangka Belitung dilabeli Banka Tin, artinya timah yang memiliki karakter khusus dan memiliki kualitas terbaik.

Industri timah telah berlangsung sejak abad ke-19, pada era kolonial, lalu industri tersebut dikelola oleh pemerintah setelah kemerdekaan. PT Timah merupakan salah satu perusahaan negara yang mengelola timah dari Bangka belitung, perusahaan ini berdiri pada 1976.

3. Penduduk Bangka Belitung Orang Suku Laut

Penduduk di Pulau Bangka Belitung merupakan orang suku laut yang telah teralkutirasi dengan Malaka, Riau Kepulauan, Sulawesi, Kalimantan, maupun Suku Bugis.

Kondisi ini ditambah dengan kedatangan masyarakat dari Minangkabau, Jawa, Banjar, Kepulauan Bawean, Aceh, serta beberapa suku lainnya yang telah terlebih dahulu melebur.

Percampuran tersebut menghasilkan generasi baru, yaitu Orang Melayu Bangka Belitung.

Bahasa yang paling dominan digunakan adalah bahasa Melayu yang juga disebut sebagai bahasa daerah.

Namun, adanya keanekaragaman suku bangsa di wilayah tersebut, alhasil bahasa yang digunakan antara lain bahasa Mandarin dan bahasa Jawa.

4. Bandara Depati Amir

Bandara udara di Provinsi Kepulauan Riau bernama Bandara Udara Depati Amir atau Depati Amir Airport.

Bandara yang juga dikenal sebagai Bandar Udara Pangkal Pinang adalah bandara udara yang terletak di Kota Pangkal Pinang.

Bandara telah dibangun sejak penjajahan Jepang pada 1942, sebagai pertahanan dari serangan sekutu.

Sesuai surat Sekjen Dephub No 378/TLK/DEPHUB/VIII/85 tanggal 22 Agustus 1985 nama pelabuhan udara diubah menjadi Bandara Udara.

Sedangkan, berdasarkan Surat Keputusan Menteri perhubungan No SK.1/AU.106/PHB-99 tanggal 25 Agustus 1999, nama Bandara Udara

Pangkalpinang diubah menjadi Bandara Udara Depati Amir.

5. Lempah Kuning Makanan Khas Bangka

Lempah Kuning atau lempah nanas merupakan masakan yang umum di Pulau Bangka.

Lempah Kuning merupakan sup ikan dengan buah nanas. Rasa masakan ini pedas dan biasanya disantap dengan nasi.

Bahan pembuat lempah kuning dapat menggunakan ikan, ayam, maupun daging sapi.

6. Ritual Adat Buang Jung

Ritual adat Buang Jung dilaksanakan setiap tahun. Ritual adat ini dilakukan terutama jika alam dianggap telah mengalami perubahan, seperti angin laut yang berhembus kencang dan air laut pasang, antara Juni dan Juli.

Daya tarik tradisi ini adalah seorang laki-laki Sawang yang memperlihatkan keahlian berdiri di atas dua buah tiang kayu.

Selain berdiri, ia juga menari mengikuti alunan gendang yang dimainkan sendiri selama beberapa menit.

Adapun, ketinggian kayu mencapai kurang lebih 5 meter dari permukaan tanah, atau biasa disebut tiang jitun. (Editor: Yuharrani Aisyah)

Sumber: babelprov.go.id, ejournal.borobudur.ac.id, dan kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2022/02/11/151905778/6-fakta-bangka-belitung-daerah-dua-pulau-yang-kaya-timah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke