Salin Artikel

Hayam Wuruk: Silsilah, Masa Kejayaan Majapahit, dan Peninggalan

KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang didirikan oleh Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) pada abad ke-13.

Asal-usul nama Majapahit diambil dari ditemukan buah maja (wilwa) yang saat dimakan terasa pahit (tikta) pada saat para pekerja mulai membuka hutan Tarik.

Sepanjang berdirinya Majapahit, tersebutlah nama Raja Hayam Wuruk yang memimpin di masa kejayaan kerajaan ini.

Silsilah Raja Hayam Wuruk

Raja Hayam Wuruk adalah putra dari Tribhuwana Tunggadewi dan Sri Kertawardhana alias Cakradhara.

Ayahnya adalah penguasa ketiga Majapahit, sementara ibunya adalah putri dari Raden Wijaya.

Selama memimpin, Hayam Wuruk memiliki gelar Sri Rajasanagara.

Dalam buku Majapahit: Batas Kota dan Jejak Kejayaan di Luar Kota (2014) disebutkan bahwa Hayam Wuruk memerintah Majapahit selama 39 tahun, yaitu antara tahun 1350 M sampai 1389 M.

Ia naik tahta di usia muda yaitu saat berumur 16 tahun dan menjadi raja keempat menggantikan Tribhuwana Tunggadewi.

Di masa kepemimpinannya, Hayam Wuruk didampingi seorang mahapatih bernama Gadjah Mada.

Hayam Wuruk kemudian memperistri putri dari Wijayarajasa (Bhre Wengker) yang bernama Sri Sudewi dengan gelar Paduka Sori.

Hayam Wuruk mempunyai putri bernama Kusumawardhani, yang menikah dengan Wikramawardhana (raja kelima Majapahit).

Raja Hayam Wuruk pada Masa Kejayaan Majapahit

Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, Majapahit berhasil memperluas daerah kekuasaannya.

Kekuasaan Majapahit di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia Timur.

Tak hanya berkuasa, Raja Hayam Wuruk juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga.

Agus Aris Munandar, dalam Ibukota Majapahit, Masa Jaya dan Pencapaian, Jakarta: Komunitas Bambu (2008) menjelaskan bahwa selain didukung dengan potensi alam, ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya kerajaan Majapahit, antara lain:

1. Sistem pemerintahan yang efektif
2. Pemerintahan yang stabil
3. Kehidupan beragama yang baik
4. Terselenggaranya upacara kemegahan di istana
5. Tumbuhnya berbagai kesenian
6. Perniagaan Nusantara dengan Jawa (Majapahit) berjalan baik
7. Politik Majapahit terhadap nusantara terlaksana
8. Adanya pengakuan internasional dari negara-negara lain di Asia

Peninggalan Raja Hayam Wuruk

Salah satu peninggalan Raja Hayam Wuruk adalah Prasasti Canggu yang berangka tahun 1358 Masehi.

Dalam prasasti ini disebutkan nama-nama desa penyeberangan yang juga berfungsi sebagai pelabuhan sungai, antara lain Canggu, Nusa, Temon, Mabuwur, Godhong, Rumasan, Randu Gowok, Wahas, Nagara, dan Sarba.

Selain itu ada juga Candi Pari yang berlokasi di Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo.
Candi ini terbuat dari susunan dari batu bata yang bentuknya menyerupai pura di Bali.

Sumber:
repositori.kemdikbud.go.id 
cagarbudaya.kemdikbud.go.id 
kompas.com 
kompas.com 

https://regional.kompas.com/read/2022/02/08/210143078/hayam-wuruk-silsilah-masa-kejayaan-majapahit-dan-peninggalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke