Salin Artikel

Minyak Goreng di Pasar Tradisional Solo Masih Mahal dan Langka

Padahal, pemerintah sudah menetapkan harga minyal goreng satu harga sejak tanggal 1 Februari lalu.

Masih tingginya harga minyak goreng di pasar tradisional akibat stok minyak goreng murah yang disiapkan oleh distributor terbatas.

Salah satu pedagang sembako Pasar Legi Solo, Wanti (55) mengatakan, masih menjual minyak goreng dengan harga Rp 16.500 hingga Rp 17.000 per kilogram untuk jenis curah.

Sedangkan untuk minyak goreng premium dijual dengan harga Rp 16.000 per liter.

"Minyak sekarang tiga hari sudah tidak ada. Harganya dapat dari pemerintah Rp 14.000. Tapi antri sampai jam lima sore, kita jualnya Rp 16.000 per liter," kata Wanti di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Wanti mengatakan masih menjual minyak goreng premiun dengan harga Rp 16.000 per liter karena harus mengantre lama dan berjam-jam.

Bahkan, dia sampai menutup kiosnya demi mendapatkan minya goreng subsidi.

"Harganya memang murah. Tapi waktunua tidak ada. Kalau minyak goreng curah kita dapatnya dari tangki. Saya sampai nyuruh kuli gendong untuk dapat minyak itu," ungkap dia.


Pedagang Pasar Legi lainnya, Awan (46) mengatakan, sudah dua pekan tidak mendapatkan minyak goreng bersubsidi.

Wawan mengaku masih memiliki stok minyak goreng, tetapi untuk ukuran setengah liter dengan harga Rp 8.000.

"Sekarang pada beli tapi bingung barang tidak ada. Kita biasanya sediakan lima merek. Tapi sekarang cuman ada satu dan merek tidak terkenal," kata Awan.

Hal yang sama juga dirasakan agen minyak goreng Pasar Gede Solo, Yuswito (50).

Dia mengaku, hari ini tidak menjual minyak goreng karena pasokan minyak goreng dari distributor langka.

Yuswito mengatakan biasanya membeli minyak goreng dari distributor secara grosir dengan harga Rp 17.750 per kilogram.

Kemudian dia menjual minyak goreng tersebut dengan harga Rp 18.000 per kilogram.

Alasan masih menjual dengan harga lama karena dari distributor belum mendapat harga sesuai yang ditentukan.

"Ini kita beli di grosir besar, sementara ini saya tidak punya minyak, habis. Karena dari distributor besar langka, dan hargapun masih ikut harga lama. Dari sana bilang juga belum dapat harga yang sesuai dengan yang ditentukan," ungkap dia.

Dia mengatakan dalam tiga hari terakhir minyak goreng langka. Selain harganya masih tinggi, dia takut jika ada operasi pasar.

"Ini tiga hari sudah susah, mereka katakan harga masih mahal, kalau mau beli harga yang mahal dia juga takut untuk dioperasi, karena pemerintah mintanya harga murah. Tapi distributor bilang tidak bisa karena dari sana dia beli harga mahal, harap maklum katanya," kata dia.


Kepala Dinas Perdagangan Solo, Heru Sunardi mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo, harga minyak goreng di pasar tradisional masih tinggi.

Seharusnya harga minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, tapi pedagang menjualnya dengan harga 17.000 per liter.

"Hasil pantauan ini harga masih terlalu tinggi, harusnya curah Rp11.500. Ini tadi ditanya mereka ambil saja sudah Rp16.500 per liter. Artinya mereka jualnya Rp17.000 per liter," terang dia.

Heru mengatakan sudah menggelar rapat terkait dengan harga minyak goreng di pasar tradisional yang belum satu harga.

"Setelah survei dan rapat di lapangan, bulog sesegera mungkin melakukan penugasan, menggelontorkan minyak di pasar-pasar tradisional. Cuma bulog masih menunggu dari pusat," ungkap dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/07/134530878/minyak-goreng-di-pasar-tradisional-solo-masih-mahal-dan-langka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke