Salin Artikel

Cak No, Penabuh Drum Aremania Itu Telah Berpulang

Sosok Cak No tidak akan pernah dilupakan oleh Aremania yang selalu mengiringi perjalanan klub sepakbola itu mulai dekade 90-an.

Ia dikenal publik dengan gayanya yang nyentrik ketika menabuh drum bersama Aremania lainnya di tribun stadion menggunakan topi ala Indian ketika pertandingan Arema.

Beberapa tokoh Aremania lainnya melayat di kediaman almarhum yang berada di Jalan Hasanuddin Dalam.

Di antaranya dirigen Aremania yakni Yuli Sumpil, kemudian eks dirigen Yosep El Kepet. Juga ada konten kreator asal Malang yakni Rizky Boncell.

Anak kedua dari Cak No, Yuwono Kristanto mengatakan Cak No meninggal dunia karena infeksi usus.

Cak No dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Saiful Anwar dan dimakamkan di TPU Samaan, Kota Malang pada Minggu (6/2/2022) pagi.

"Sebelumnya almarhum itu nyeri kakinya terus salah beli obat diminum, terus agak sakit dibawa ke rumah sakit pertama di RS Hermina, terus ke RS Saiful Anwar masuk IGD," kata Yuwono saat diwawancarai pada Minggu (6/2/2022).

Almarhum Cak No meninggalkan satu istri bernama Tuti Yuliati (62) serta tiga anak dan tiga cucu.

Salah satu Aremania Korwil Klayatan, Ahmad Ghazali mengatakan beragam suka dan duka telah dilewati dirinya bersama Cak No menjadi suporter.

Pesan yang selalu diingat olehnya dari Cak No bahwa rivalitas sepakbola hanya berlangsung 90 menit dan selebihnya semua suporter merupakan bangsa Indonesia yang harus menjaga kondusivitas dan ketentraman di mana pun berada.

Beberapa pengalaman bersama Cak No juga pernah dilewati olehnya saat tour melihat pertandingan Arema FC di luar daerah, seperti menumpang kereta api dari Jakarta ke Malang, kemudian ketinggalan pesawat sehingga harus membeli tiket kembali.

"Pernah kendaraan yang kita pakai mogok di tengah hutan, waktu pertandingan di Bali Piala Jendral Sudirman, Arema melawan Mitra Kukar, itu daerah Alas Gumitir tidak terjangkau rumah penduduk, kita tetap berpikir bagaimana saat itu tetap bisa hadir di Stadion I Wayan Dipta," ungkapnya.

Pada akhir tahun 2021 lalu, sebelum meninggal dunia, KOMPAS.com sempat menemui Cak No.

Saat itu almarhum bercerita bagaimana perjalanan menjadi Aremania. Cak No sudah senang menonton klub Arema sejak bermain pada era liga Galatama pada tahun 90-an awal.

Saat itu, suporter Aremania belum terdapat koordinator di setiap wilayah Kota Malang.

Bergulirnya waktu, Cak No membangun semangat para Aremania dengan menabuh drum dan bernyanyi bersama mendukung klub kebanggaan Arek Malang itu.

Pada tahun 2000-an, ia berkreasi dengan menggunakan kostum-kostum unik seperti ala kerajaan Romawi dan Indian.

Kostum tersebut ia gunakan ketika pertandingan big match saja seperti Arema melawan Persija atau Persebaya.

"Kostum Romawi menggambarkan semacam pertarungan, terus indian melambangkan kepala suku istilahnya saya berharap bukan memerintah tapi nyanyi dan goyang bersama berirama seragam," jelasnya.

Kostum tersebut terinspirasi dari film-film yang pernah ia tonton di televisi.

"Idenya saya sendiri, terinsipirasi dari film koboi sama indian, kalau pakai kostum pertandingan besar saja big match," ujarnya.

Sebelum pensiun, Cak No pernah tercatat sebagai pegawai di Pemkot Malang.

Pada tahun 2006 ia pernah menjadi Satpol PP. Dia bercerita kerap kali ketika bertugas tidak jarang sering bertemu sesama Aremania.

"Misal ada penertiban jukir (juru parkir) terus uwonge ngomong 'Cak No lek ndek kene musuh tapi ndek stadion bolo' (Cak No kalau disini musuh tapi kalau di stadion teman)," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/06/184639478/cak-no-penabuh-drum-aremania-itu-telah-berpulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke