Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Dwi Adi Wibowo mengatakan, mobil itu berasal dari Kota Taman dengan tujuan Bontang hendak memperpanjang pajak mobil yang mereka kendarai saat itu.
Tim SAR terpaksa turun tangan untuk membantu satu keluarga tersebut.
Peristiwa yang dialami satu keluarga asal Samarinda itu ternyata pernah menimpa pengendara lainnya.
Berikut ini peristiwa viral karena mengandalkan Google Maps yang dirangkum Kompas.com:
Sebuah truk terjun ke sungai setelah pengemudinya, Agus Tri Pamungkas (23), menelusuri jalan yang direkomendasikan Google Maps.
Truk terjun ke Sungai Wos sedalam 20 meter di perbatasan Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud-Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
Pecalang Desa Adat Gelogor, I Ketut Sumardika, mengatakan, awalnya Agus berniat membawa batu padas menggunakan truk dari Banyuwangi ke Banjar Kengetan, Desa Singakerta, Ubud.
Jalan yang direkomendasikan ternyata hanya bisa dilalui oleh pengendara sepeda motor.
"Jadi, dia (Agus) pakai aplikasi handphone. Saat berada di jembatan, dia sudah bingung mau balik arah, tapi karena jalannya tak lebih dari tiga meter, dia pun tak bisa berbalik," ujar Sumardika.
Saat tiba di sebuah jalan menanjak dengan kondisi jalan rusak, mesin truk mati lalu terpelanting ke jurang sungai.
Mobil yang dikendarainya masuk ke Jurang Sendi di Mojokerto, Sabtu (29/6/2019), pukul 18.00 WIB.
Kurtono mengaku dia mengikuti petunjuk arah dari aplikasi Google Maps saat menuju Malang dari Surabaya.
Namun, saat melintas di wilayah Jurang Sendi, mobil Toyota Yaris L 1787 WR miliknya tiba-tiba menabrak pembatas jalan dan akhirnya terjun ke jurang sedalam sekitar 25 meter.
Kejadian tersebut sempat disaksikan oleh saksi mata bernama Udin. Saat itu dirinya melihat mobil Kurtono melaju kencang.
"Mobil menuju ke arah Trawas, kecepatan mobil saat menuruni turunan jurang sendi sekitar 100 lebih," kata Udin,
Setelah menabrak pembatas, mobil yang ditumpangi Kurtono oleng dan masuk ke jurang.
Kapolsek Poncol AKP Suwadi mengatakan, truk terguling di jalan tanjakan karena sopir diduga tidak menguasai medan.
Dia sempat mengikuti petunjuk Google Maps hingga menemui jalan naik turun serta berkelok.
”Tujuannya mau ke Wonogiri, karena tidak mengetahui jalan mereka mengikuti aplikasi Google Maps,” ujarnya melalui pesan singkat Jumat (28/05/2021).
Kondisi jalan yang dilalui truk di jalan alternatif menuju Kabupaten Wonogiri memang naik turun dan berliku.
Ketika sampai di jalan Desa Gonggang, sopir yang tidak mengetahui medan tidak bisa menguasai mobil karena kondisi jalan yang naik dan turun serta berbelok tajam.
“Di Gonggang mesin mobil mati dan mundur hingga akhirnya terguling,” imbuhnya.
4. Pengendara motor masuk tol
Selain pengendara mobil, ternyata pengendara motor juga pernah tersasar karena Google Maps.
Cerita ini berawal dari sebuah rekaman video yang memperlihatkan pengendara yang tengah membonceng seseorang melaju di dalam Tol Pasteur, viral di media sosial.
Motor tersebut berkendara di jalur cepat atau kanan jalan tol itu.
Panit PJR Tol Padaleunyi Ipda AM Nashir mengatakan, pengendara yang masuk ke jalan tol itu merupakan pelajar sekolah yang hendak pulang usai Praktik Kerja Lapangan (PKL) di salah satu bengkel di wilayah Baros Kota Cimahi.
Pelajar tersebut menuju rumahnya di wilayah Cicadas, Kota Bandung.
Saat pulang, pemuda yang masih berusia 17 tahun itu menggunakan Google Maps sebagai panduan jalan menuju lokasi yang ditujunya.
Namun, jalan yang ditunjukan Google Maps mengarah masuk ke jalan tol.
"Yang bersangkutan memasuki tol karena mengikuti Google Maps," kata Nashir, saat dihubungi wartawan, Senin (18/10/2021).
Novian dan keluarga bermaksud mengunjungi Kawah Papandayan Garut.
Dengan mobil jenis Suzuki AVV warna hitam, Novian berkendara dengan keluarga melewati Jalan Pangalengan–Neglawangi Kabupaten Bandung.
Namun, Novian dan keluarga malah tersesat hingga ke tengah perkebunan teh di wilayah kaki Gunung Papandayan, tepatnya di blok perkebunan tibet perbatasan Kabupaten Garut dan Kampung Papandayan Desa Neglawangi.
Medan jalan tanah dan bebatuan yang rusak dan sempit membuat Novian kesulitan untuk keluar dari perkebunan teh itu.
Apalagi mobil yang dikendarai pun mengalami slip.
Novian kemudian menghubungi call center Basarnas suntuk meminta pertolongan penjemputan.
Mereka kemudian dievakuasi pukul 01.15 WIB
6. Turis Belgia tersesat di Hutan Kintamani
Deroo Louise Maelyss B (22) dan Verhaegha Emma Marthe M (21) asal Belgia ditemukan di tengah hutan di Kintamani, Bali, Kamis (1/8/2019) setelah pencarian tujuh jam oleh warga dan polisi.
Mereka tersesat setelah mendaki Gunung Batur dan berencana kembali ke wilayah Tejakula dengan mengandalkan aplikasi navigasi Google Maps.
Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi, Jumat (2/8/2019) mengatakan, dua turis tersebut ditemukan dalam keadaan selamat.
Menurut Sulhadi, setelah melakukan pendakian, keduanya hendak pulang ke Tejakula, Buleleng, dengan menelusuri jalan raya Desa Songan menuju Pinggan.
Karena tidak mengenal jalan, keduanya mengandalkan petunjuk dari Google Maps. Namun, hingga pukul 13.00 Wita, keduanya tidak menemukan jalan dan tersesat di hutan perbatasan antara Desa Pinggan dengan Desa Blandingan.
7. Nyasar saat antar makanan
Beberapa driver ojek online mengeluh arahan Google Maps yang tak akurat. Mereka mengaku malah dibikin "nyasar" oleh aplikasi ini.
Bahkan terkadang Google Maps malah membawa mereka menjauhi tempat pelanggannya.
Suri Nurani, pengemudi Gojek di Jakarta bercerita, pernah mendapat orderan mengirim makanan kepada pelanggan.
Ia kemudian mengikuti arahan Google Maps ke tempat tujuan. Alih-alih sampai ke tempat pelanggan, Suri malah dibawa tersesat dan lebih jauh dari tujuan.
"Google Maps sering mengarahkan saya lebih jauh dari tujuan. Saya harus menelepon pelanggan saya yang berarti saya harus membeli pulsa telepon agar dapat mengambil penumpang atau mengantar paket mereka," kata Suri sebagaimana dikutip KompasTekno dari South China Morning Post, Senin (2/4/2018).
Pengalaman serupa juga dialami oleh Agus Saputra. Pengemudi Gojek ini juga mengaku pernah dibawa "nyasar" saat akan menjemput pelanggannya.
"Pernah saya mengikuti Google Maps, dan tiba-tiba berhenti begitu saja karena saya kehilangan sinyal, saya bingung karena saya tidak tahu di mana saya berada," kata Agus.
Peristiwa tersebut terjadi setelah keluarga itu mengikuti aplikasi penunjuk arah di Google Maps.
Mobil itu berisi sopir bernama Agus (30), istrinya Melani (26), dua anaknya, yaitu Febiyana (5) dan Ramaditya (9 bulan), serta seorang lanjut usia (lansia).
Peristiwa itu berawal saat Agus dan keluarga dalam perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda.
Mereka berangkat pada pukul 03.00 Wita melalui Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.
Lalu, pada pukul 05.00 Wita, mereka keluar dari jalan tol dan mengambil jalur Samarinda Seberang ke Kota Samarinda.
Agus pun segera menggunakan aplikasi penunjuk arah di Google Maps. Harapannya agar tidak tersesat.
Awalnya, perjalanan lancar sampai di Bandara APT Pranoto pada pukul 06.00 Wita.
Setelahnya, mereka diarahkan untuk berbelok ke wilayah Desa Budaya, Sungai Bawang.
Mereka melewati 6 kilometer jalan beraspal dan meyakini bahwa jalur tersebut merupakan jalan provinsi.
"Lewat 6 kilometer itu, mereka mulai ketemu jalan berlumpur. Karena enggak masuk akal, jarak 8 kilometer mereka putar kembali," kata Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Dwi Adi Wibowo, dilansir dari TribunKaltim, Senin (24/1/2022).
Setelah dapat kembali ke jalan beraspal, Google Maps kembali mengarahkan keluarga tersebut berbelok ke kiri yang juga merupakan jalan berlumpur.
"Masuk 600 meter ketemu tanjakan. Nah, di sini baru mereka sadar sudah kesasar," katanya.
Keluarga Agus akhirnya mendapat pertolongan setelah menghubungi nomor 115 yang merupakan nomor darurat Basarnas. (Agie Permadi, Caroline Damanik, Michael Hangga Wismabrata, Rachmawati, Yudha Pratomo, Robertus Belarminus, Rachmawati)
https://regional.kompas.com/read/2022/01/25/05300031/8-peristiwa-viral-karena-gunakan-google-maps-dari-sekeluarga-tersesat-di