Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Pandangan Sejarawan Kaltim soal Nama Ibu Kota Negara Nusantara | Seorang Mantan Pemain Timnas U-16 Menderita Penyakit Kronis

KOMPAS.com - Sejarawan Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Sarip, memberikan pandangannya soal nama ibu kota negara (IKN) Nusantara.

Menurutnya, istilah tersebut tidak mencerminkan Jawa-sentris.

Pasalnya, istilah Nusantara justru merupakan toponimi wilayah di timur Kalimantan sebelum bernama Kutai.

Berita populer lainnya adalah seputar kabar seorang mantan pemain Timnas Indonesia U-16 yang terkapar akibat penyakit kronis.

Pemain tersebut adalah Ahmad Faruq Idhom Afi (17). Pesepakbola itu kini telah dibawa ke Rumah Sakit Soewandhie, Surabaya, untuk melakukan pengecekan kesehatan.

Awal mula Afi mengalami penyakit kronis adalah usai jatuh di rumahnya sendiri.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

Sejarawan Kaltim, Muhammad Sarip, memberikan pandangannya soal adanya anggapan nama IKN Nusantara cenderung Jawa-sentris.

Sebelumnya, sejarawan, JJ Rizal, menilai bahwa nama IKN Nusantara mencerminkan Jawa-sentris.

Sarip beranggapan nama Nusantara tidak Jawa-sentris. Ia merujuk pada riset SW Tromp (1888) dan SC Knappert (1905).

Dikatakan Sarip, diksi Nusantara terpengaruh dengan bahasa Sanskerta. Awalnya, diksi itu menjadi toponimi di timur Kalimantan sebelum muncul entitas Kutai.

“Ingat, ada monarki lain yang eksis di pedalaman Sungai Mahakam, yakni Kerajaan Martapura. Dinasti Mulawarman ini mewariskan batu bertulis berbahasa Sanskerta, yang juga dikenal sebagai Prasasti Yupa,” ujarnya di Samarinda, Kaltim, Rabu (19/1/2022).

Ia menambahkan, karena interaksi lintas pulau dan lintas Kawasan, tentu saja menjadikan sebutan Nusantara makin populer.

Hingga akhirnya Nusantara berkembang menjadi sebutan lampau untuk pulau luas Kalimantan.

Baca selengkapnya: Sejarawan Kaltim Bantah Anggapan Nama Ibu Kota Negara Nusantara Jawa-sentris

Mantan pemain tim nasional Indonesia U-16, Ahmad Faruq Idhom Afi (17), kini terbaring di ranjang lantaran menderita penyakit kronis.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sukomanunggal Surabaya Heri Suprianto menuturkan, Afi mengalami penyumbatan di otak akibat terjatuh di rumah.

"Dia sempat dirawat di RS Dr Ramelan Surabaya selama dua bulan dan didiagnosa ada penyumbatan di otaknya, dan saat akan dilakukan tindakan operasi keluarganya menolak, bahkan dia dibawa pulang dan hanya dirawat sendiri oleh orangtuanya," ucapnya, Rabu (19/1/2022).

Setelah didatangi Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi, Afi dibawa ke rumah sakit untuk dicek kesehatannya.

"Melalui cara itu, nanti bisa diketahui juga apa saja yang harus kami lakukan untuk membantu Adik Afi ini, yang pasti kami akan terus dampingi hingga dia sembuh. Jadi, mohon doanya agar Adik Afi bisa lebih baik lagi ketika mendapatkan pengobatan dari Rumah Sakit Soewandhie," terang Rini, Rabu.

Baca selengkapnya: Ahmad Afi, Mantan Pemain Timnas Indonesia U-16 Menderita Penyakit Kronis Setelah Jatuh di Rumah

Polisi berencana memanggil sopir ambulans yang memviralkan video tak mendapat pengawalan hingga terhalang macet.

“Rencana akan dipanggil,” tutur Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Polisi Komang Suartana, Rabu (19/1/2022).

Sebelumnya, beredar di media sosial sebuah video sopir ambulans yang terjebak macet. Peristiwa tersebut terjadi di Makassar, Sulsel.

Sopir itu menyampaikan, karena tak mendapat pengawalan, pasien yang berada di dalam ambulans meninggal dunia sebelum tiba di Rumah Sakit Daya Makassar.

Komang menerangkan, alasan polisi memanggil sopir itu karena ingin menyelidiki motif sopir tersebut memviralkan video itu.

“Apakah yang bersangkutan merasa terhalangi atau kemungkinan ada hal lain yang tidak dia sukai ke pihak kepolisian, itu akan kami cermati kembali,” ungkapnya.

Baca selengkapnya: Sopir Ambulans yang Viralkan Video Terjebak Macet hingga Pasien Meninggal Akan Dipanggil Polisi

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka angkat bicara soal adanya suntikan modal dari investor ke bisnisnya.

Dikatakan Gibran, suntikan modal dipakai untuk pengembangan bisnis, salah satunya pembukaan cabang baru.

"Memang (investor) tugasnya ngasih modal gitu. Biar cabangnya tambah akih (banyak)," tuturnya, Kamis (20/1/2022).

Ia menyatakan, suntikan modal tersebut tidak hanya diberikan ke bisnis miliknya, tetapi juga kepada yang lain.

Adapun soal suntikan modal sebesar Rp 71 miliar dari Alpha JWC Ventures ke start-up minuman Goola, Gibran menyampaikan bahwa modal tersebut diterima secara bertahap.

"Sebenarnya bukan Rp 71 miliar. Itu duwite (uangnya) bertahap. Itu salah kaprah. Duwite ya ora mlebu neng kantongku (uangnya tidak masuk kantongku)," sebutnya.

Baca selengkapnya: Soal Bisnis Es Doger Disuntik Rp 71 M, Gibran: Duwite Ora Mlebu Neng Kantongku

Seorang prajurit TNI dari Kodam XVIII Kasuari, Serda Miskel Rumbiak, gugur dalam baku tembak di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (20/1/2022).

Kontak senjata itu terjadi antara TNI dengan Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM.

Kepala Pusat Penerangan Kodam XVIII Kasuari Kolonel Hendri Pasiroren mengonfirmasi peristiwa tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi juga membenarkan adanya baku tembak itu.

"Iya benar, informasi yang kami terima, satu orang prajurit TNI gugur dan satu lainnya dalam kondisi kritis,” jelasnya, Kamis.

Korban kritis yang dimaksud adalah Serda Darusman.

Adapun dua anggota lainnya, yaitu Prada Aziz dan Prada Abraham juga mengalami luka. Aziz tertembak di tangan kanan, sedangkan Abraham tertembak di paha kanan.

Baca selengkapnya: Seorang Prajurit TNI Tewas dalam Baku Tembak dengan TPNPB di Maybrat

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton; Kontributor Surabaya, Ghinan Salman; Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Dheri Agriesta, Candra Setia Budi, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2022/01/21/060800978/-populer-nusantara-pandangan-sejarawan-kaltim-soal-nama-ibu-kota-negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke