Salin Artikel

Bupati Boltim Angkat Bicara soal 2 Penambang Tewas Hirup Gas Beracun

Sachrul mengatakan, lokasi tersebut dulunya adalah pertambangan rakyat. "Tapi izin pertambang rakyatnya sudah berakhir," katanya lewat pesan singkat, Kamis (13/1/2022).

Lanjut dia, selama ini lokasi tambang tersebut sudah ditutup.

"Memang selama ini ditutup. Saat ini ada sejumlah penambang yang masuk diam-diam, ternyata sudah mengandung zat berbahaya," ungkapnya.

Menurut dia, warga yang melakukan aktivitas pertambangan di lokasi tersebut penambang pribadi.

"Beberapa penambang tersebut adalah penambang pribadi," sebutnya.

Dikatakannya, para penambang nekat menambang di lokasi itu karena kebutuhan ekonomi.

"Karena di tengah pandemi, banyak yang kehilangan pekerjaan, terpaksa mereka ke tambang untuk menyambung hidup," sebut Sachrul.

Sebelumnya diberitakan, dua penambang terjebak dalam lubang tambang mengandung gas beracun, pada Rabu (12/1/2022) sekitar pukul 14.00 Wita.

Kejadian itu di lokasi tambang Desa Atoga Timur, Kecamatan Motongkad, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulut.

Kedua penambang tersebut masing-masing bernama Alan Mokoagow (33), warga Desa Atoga Timur, Boltim, dan Ronald Rawung, warga Desa Tompaso Baru, Minahasa Selatan.

Tim SAR gabungan sudah berhasil evakuasi dua penambang tersebut pada Rabu malam.

"Kedua korban sudah berhasil dievakuasi pukul 21.00 Wita lewat hampir pukul 22.00 Wita," kata Koordinator Pos SAR Kotamobagu Rusmadi, saat dihubungi, Kamis (13/1/2022) pagi.

Saat dievakuasi keduanya sudah dalam kondisi tewas. "Meninggal dunia saat dievakuasi," ujar dia.

Dia menjelaskan, evakuasi jenazah yang terjebak dalam lubang mengandung gas beracun cukup dramatis.

"Karena hanya menggunakan alat manual dan sebenarnya faktor keamanannya tidak direkomendasikan karena berbahaya," jelasnya.

Rusmadi menyebut, itu upaya yang dilakukan tim SAR yang ada di lokasi.

"Karena kan semua upaya dilakukan bukan hanya menunggu (alat) saja, tapi upaya yang bisa dilakukan yang penting tidak berisiko menimbulkan tambah korban," sebutnya.

Dia menuturkan, memang evakuasi menggunakan alat manual tidak bisa diprediksi keamanannya.

"Apalagi dalam lubang mengandung gas berancun. Beda kalau pakai alat SCBA itu memang full maksimal tertutup, jadi memang benar-benar terjamin untuk keamanan. Dramatis-lah (evakuasi)," tuturnya.

Setelah kedua jenazah berhasil dievakuasi dalam lubang tambang, warga yang ada di lokasi ikut membantu evakuasi jasad korban dengan cara ditandu keluar dari lokasi pertambang.

"Kedua jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka masing-masing," katanya.

Humas Basarnas Manado Feri Ariyanto menjelaskan, kronologi kejadian, pukul 08.45 Wita, korban Ronald Rawung masuk ke dalam lubang tambang.

Tak lama, tiba-tiba korban berteriak minta tolong yang diduga karena menghirup zat asam di dalam lubang.

Mendengar teriakan tersebut, rekannya Alan Mokoagow (korban) masuk ke dalam lubang tambang bertujuan untuk membantu.

"Namun karena zat azam yang tinggi di dalam lubang sehingga mengakibatkan kedua korban meninggal dunia," ujarnya, Rabu malam.

https://regional.kompas.com/read/2022/01/14/074035178/bupati-boltim-angkat-bicara-soal-2-penambang-tewas-hirup-gas-beracun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke