Salin Artikel

Bupati Jepara Rekomendasikan Ratu Kalinyamat untuk Jadi Pahlawan Nasional

Pengusulan gelar merujuk dari naskah akademik ini membutuhkan riset yang panjang hingga tiga tahun.

Andi sapaan Bupati Jepara mengatakan rekomendasi ini sejatinya bukan yang pertama, sebab pada 2019 rekomendasi juga sudah diberikan.

Hanya saja saat itu naskah akademik pengajuan Ratu Kalinyamat ini belum sedetail dan selengkap saat ini.

Andi menyampaikan, gelar pahlawan nasional nantinya tidak hanya sekadar tercatat diabsahkan oleh pemerintah saja, melainkan masyarakat pun dituntut untuk sudi meneladani sosok Ratu Kalinyamat.

Di antaranya mulai dari sisi kehidupan sosial, keberanian hingga sosok keibuan yang dimiliki.

"Semangat Ratu Kalinyamat ini harus diwariskan kepada anak cucu kita, sebagai pemersatu bangsa. Patut menjadi suri tauladan," kata Andi.

Sementara itu, salah satu pakar sejarah Yayasan Dharma Bakti Lestari Prof Ratno Lukito mengungkapkan, setelah melakukan penelitian mulai 2018, tim akhirnya berhasil menyusun naskah akademik dengan judul "Ratu Kalinyamat Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549 – 1579".

Penelitian terhadap kepahlawanan Ratu Kalinyamat ini juga didukung oleh berbagai elemen masyarakat Jepara.

Dari penelitian yang disusun menunjukkan bukti-bukti bahwa Ratu Kalinyamat adalah sosok yang pantas menyandang gelar pahlawan nasional.

Sebab, bukti itu bersumber dari sumber premier dan otoritatif.

Ada delapan buku primer yang dijadikan sumber dan sangat otoritatif karena buku-buku itu ditulis saat Ratu Kalinyamat masih hidup.

Delapan sumber primer ditulis dalam bahasa Portugis yaitu tulisan dari Diego da Coute, Franscisco Pares, Afondo de Noronha, Faria a Sousa, dan Martins a El Ray.

Kemudian, ada surat Raja Sebastian untuk Gubernur Noronha. Serta dua buku lain yang berjudul Jorge de Lemos dan Documentacco Para A Historia Das Missoes Do Padroado Portugues Do Oerientae Insulinda Vol. 4.

"Tim pakar dalam risetnya juga berhasil   menemukan delapan sumber primer penulis Portugis. Buku sumber primer itu ditulis oleh warga kebangsaan Portugal. Buku itu ditulis penulis semasa Ratu Kalinyamat masih hidup. Sumber-sumber  primer ini belum digunakan sebagai dasar pengajuan sebelumnya," ujar Ketua Tim Peneliti Ratu Kalinyamat, Prof Ratno Lukito.

Menurut Ratno ada berapa catatan sejarah terkait dengan sepak terjang Ratu Kalinyamat yang baru terungkap.

Semula hanya diketahui ada dua kali penyerangan armada Ratu Kalinyamat untuk mengusir Portugis dari Malaka yaitu tahun 1551 dan 1574.

"Namun berdasarkan sumber primer, ada juga dua kali penyerangan Portugis di Teluk Ambon. Tahun 1554, Ratu Jepara mengirimkan pasukan ke Teluk Ambon menyerang pasukan Portugis di wilayah itu dan  tahun 1565, Ratu Jepara mengirim armadanya  ke Ambon, karena  Portugis  mulai menguasai sumber-sumber ekonomi," ungkap Ratno.

Apa urgensinya Ratu Kalinyamat diusulkan menjadi pahlawan nasional ?

"Salah satu tujuannya untuk meluruskan sejarah. Selama ini, sebagian besar orang hanya mengetahui sejarah Tapa Wudha (bertapa tanpa berpakaian ningrat) saja. Padahal, ada banyak nilai yang bisa diambil. Seperti kegigihan perempuan dalam melakukan perlawanan pada ketidakadilan," pungkas Ratno.

Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, putri Sultan Trenggono, Raja Demak (1521-1546).

Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat. Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di Jepara.

Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar 1579. Ia dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.

https://regional.kompas.com/read/2022/01/13/204215378/bupati-jepara-rekomendasikan-ratu-kalinyamat-untuk-jadi-pahlawan-nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke