Salin Artikel

7 Pecinan di Indonesia, dari Petak Sembilan, Singkawang, hingga Kesawan Square

Salah satu kebudayaan yang turut masuk ke Indonesia adalah budaya China atau Tionghoa. Budaya ini salah satunya dapat dilihat dari banyaknya kompleks China, atau Pecinan yang bisa ditemui hingga saat ini.

Pecinan atau Chinatown merupakan kompleks permukiman masyarakat Tionghoa di Indonesia. Konon pecinan sudah ada jauh sebelum bangsa Eropa masuk ke Nusantara.

Pembuatan kompleks permukiman seperti pecinan tidak bisa sembarangan. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, hingga keamanan.

Pada awalnya pecinan banyak ditemukan di bandar-bandar perdagangan di sepanjang pesisir pantai utara Jawa. Pecinan kian berkembang sebagai akibat dari kebijakan politik dan ekonomi pemerintah penjajahan Belanda.

Sebagai kompleks permukiman, tentu pecinan tidak hanya perumahan-perumahan saja. Kompleks ini juga dilengkapi dengan klenteng, makam, rumah tinggal hingga pertokoan.

Berikut 7 pecinan di Indonesia yang dapat dikunjungi:

1. Pecinan Glodok atau Petak Sembilan

Banyak aktivitas yang bisa dilakukan saat mengunjungi Petak Sembilan ini. Di sana terdapat tempat kuliner khas Tionghoa yang letaknya di Gang Gloria.

Beragam suvenir dan obat-obatan tradisional juga bisa ditemukan di sana. Bahkan, di pasar Petak Sembilan ada penjual yang tidak ditemukan di pasar lain, yaitu pedagang daging swike atau kodok hingga bulus.

Selain itu, di Pecinan Glodok juga terdapat Vihara Dharma Bakti atau yang lebih dikenal dengan Klenteg Jin De Yuan.

2. Pecinan Semarang

Terbentuknya Pecinan Semarang erat kaitannya dengan pemberontakan etnis Tionghoa di Batavia atau yang dikenal dengan peristiwa Geger Pecinan.

Karena terjadi pembantaian yang dilakukan Kolonial Belanda, maka banyak warga Tionghoa yang berpindah dari Batavia ke Semarang. Perpindahan besar-besaran terjadi pada tahun 1740.

Kompleks Pecinan di Semarang mengalami beberapa kali perpindahan. Perpindahan dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah Hindia Belanda sebagai upaya melokalisasi warga Tionghoa.

Sama seperti Petak Sembilan, Pecinan Semarang juga memiliki pasar yaitu Pasar Semawis. Di pasar tradisional ini terdapat banyak gang dengan berbagai macam barang dagangan yang dijual.

3. Pecinan Singkawang

Pecinan Singkawang terletak di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Pecinan ini memiliki nama lain yaitu Pecinan Jamthang Singkawang-Kuching.

Ida Bagus (2013) dalam jurnal Pelestarian Kawasan Pecinan Singkawang menjelaskan, ada beberapa versi yang melatarbelakangi penamaan kota Singkawang.

Pertama, versi Melayu yang menyebutkan bahwa Singkawang berasal dari nama tanaman Tengkawang, yang biasa tumbuh di wilayah hutan tropis.

Sementara versi kedua, yaitu versi China yang menyebut Singkawang berasal dari bahasa Hakka, yaitu San Kheu Young. Kata ini dalam bahasa Mandarin berarti gunung (Shan), mulut sungai (Kheu), dan lautan (Yang).

Di Pecinan Singkawang terdapat beberapa peninggalan arkeologis, seperti klenteng tua, bangunan masa kolonial Belanda, dragon kiln atau tungku pembakaran keramik, hingga rumah tua berarsitektur Tionghoa.

4. Pecinan Magelang

Kawasan ini menjadi area utama permukiman warga Tionghoa di Magelang. Tak hanya itu, kawasan ini juga menjadi pusat perekonomian Kota Magelang.

Pecinan Magelang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Sama seperti yang lain, pecinan sengaja dibuat untuk melokalisasi warga keturunan Tionghoa.

Saat itu, warga Eropa ditempatkan di bagian barat kota. Sedangkan warga Tionghoa ditempatkan di selatan alun-alun, dan warga Arab berada di sisi barat alun-alun.

Di kawasan Pecinan Magelang ini masih banyak ditemukan bangunan yang mempertahankan gaya arsitektur awal 1900-an.

5. Pecinan Malang

Berikutnya adalah kawasan Pecinan Malang, Jawa Timur. Kawasan Chinatown ini dibangun sejak awal tahun 1900-an.

Kompleks Pecinan Malang berada di dekat kawasan Pasar Besar Malang. Saking dekatnya, pasar ini pernah dikenal sebagai Pasar Pecinan.

Warga Tionghoa di kompleks pecinan ini juga turut terlibat dalam proses perluasan pasar yang mulai dibangun pada tahun 1919 tersebut.

6. Pecinan Medan atau Kesawan Square

Tak hanya di Pulau Jawa, pecinan juga terdapat di Sumatera, tepatnya di Medan, Sumatera Utara. Pecinan Medan juga dikenal sebagai Kesawan Square.

Kesawan Square berada di Jalan Jend. A. Yani Medan, Kecamatan Medan Barat. Kawasan ini termasuk kawasan tertua di Kota Medan.

Pembangunan Kesawan Square juga diprakarsai oleh dua orang Taipan Tionghoa, yaitu Tjong Yong Hian, dan Tjong A Fie.

7. Pecinan Surabaya atau Kya-kya Surabaya

Di masa lalu, Kembang Jepun merupakan kawasan bisnis utama dan pusat kota Surabaya. Saat ini, kawasan ini masih sentra bisnis di Kota Pahlawan itu.

Jalan Kembang Jepun pada masa penjajahan Belanda bernama Handelstraat. Handel berarti perdagangan, straat artinya jalan.

Nama Kembang Jepun sendiri mulai digunakan pada masa Pendudukan Jepang. Alasannya karena di lokasi ini banyak tentara Jepang yang memiliki teman wanita (kembang).

Pedagang Tionghoa menjadi bagian dari perkembangan kawasan Kya-kya di Kembang Jepun ini. Bahkan dulu gerbang kawasan ini dibangun dengan gaya arsitektur Tionghoa.

Beberapa fasilitas hiburan di masa lalu masih bisa dinikmati hingga saat ini, di antaranya Restoran Kiet Wan Kie.

Sumber:


Kompas.com
Tribunnews.com
Balarjabar.kemdikbud.go.id
Naditirawidya.kemdikbud.go.id
Humas.magelangkota.go.id
Malangkota.sikn.go.id
Bappeko.surabaya.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/01/11/161854578/7-pecinan-di-indonesia-dari-petak-sembilan-singkawang-hingga-kesawan-square

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke