Namun, unjuk rasa kali ini dilakukan dengan menutup akses masuk ke Perumahan Royal Grande, yang merupakan salah satu perumahan mewah di bilangan Batam Center, Kamis (6/1/2022).
Pantauan di lokasi, para pengungsi sempat bersitegang dengan petugas keamanan perumahan.
Bahkan, beberapa pengunjuk rasa sempat memblokade akses ke kawasan perumahan.
Para pengungsi yang menggunakan rompi bewarna biru itu akhirnya mau mengikuti aturan dan aksi unjuk rasa berakhir dengan damai.
"Kami ke sini karena kami tahu di dalam perumahan mewah ini ada kantor perwakilan International Organization for Migration (IOM). Kami ingin bertemu dengan mereka," kata Ali Akbar, salah satu perwakilan massa aksi saat ditemui di lokasi.
Hingga saat ini, walaupun pengungsi sudah melakukan aksi unjuk rasa hingga berkali-kali, pihak IOM dan UNHCR di Kepulauan Riau tidak mau menemui para pengungsi.
"Karena awal janji mereka sangat manis dalam menyelamatkan kami dari negara kami yang tengah berperang. Namun, tiba di sini, kami malah merasa seperti disandera oleh mereka," kata Ali.
Menurut Ali, para pengungsi sudah menderita dan merasa depresi karena tidak kunjung dipindahkan.
Sebelumnya, sudah ada pengungsi Afghanistan yang meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Dua saudara kami di Makassar telah meninggal kemarin. Ini menjadi titik balik bagi kami di Batam, agar melakukan aksi dan ingin bertemu dengan perwakilan IOM," ujar Ali.
https://regional.kompas.com/read/2022/01/06/161206878/pengungsi-afghanistan-blokade-akses-masuk-perumahan-mewah-di-batam