Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Jembatan Haji Endang Beromzet Rp 20 Juta Sehari | Persatuan Dukun Gelar Ritual agar Timnas Menang

Jembatan perahu poton itu diketahui menghubungkan Desa Anggadita Kecamatan Klari dengan Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel, menyeberangi Sungai Citarum.

Untuk sekali menyeberang tarifnya Rp 2.000.

Sementara itu di Banyuwangi, Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang berpusat di Pasar Kecamatan Tegalsari melakukan ritual khusus agar Timnas Indonesia menang melawan Timnas Thailand.

Dua berita tersebut menjadi perhatian para pembaca dan berikut 5 berita populer Nusantara selengkapnya:

Jembatan perahu poton itu diketahui menghubungkan Desa Anggadita Kecamatan Klari dengan Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel, menyeberangi Sungai Citarum. Sekali menyeberang tarifnya Rp 2.000

Saban hari Kardi mengaku sedikitnya enam kali melintasi jembatan penyeberangan perahu poton itu.

Hal itu ia lakukan karena pekerjaannya mengantarkan roti ke warung-warung di area kawasan industri yang berada di seberang Sungai Citarum.

"Sangat terbantu. Kalau muter sejaman (sekitar satu jam)," ungkap dia.

Ia pun mengaku tak keberatan membayar Rp 2.000 saat menyeberang. Sebab jika memutar justru ongkos transportnya lebih besar.

Kala itu jembatan yang adalah hanyalah perahu penyeberangan biasa yang terbuat dari kayu.

"Karena jalan buntu, agar kampungnya enggak terisolasi maka perlu dibangun penyeberangan. Dulu ini tempat menyeberang kerbau," kata dia.

Endang mengaku, sempat meminta izin kepada Bupati Karawang saat itu, Dadang S. Muchtar. Ia menawarkan kerja sama dengan pemda.

Namun karena beberapa alasan, termasuk risiko, Dadang menyarankan Endang menjalankannya sendiri. Endang lalu memberitahukan kepada warga sekitar soal rencana pembangunan penyeberangan.

Termasuk juga kepada warga Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.

"Enggak semua warga mendukung. Ada yang takut nanti banyak maling dan lain -lain. Tapi sebagian besar tokoh mendukung," ucapnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa berada di 45 kilometer dari Maluku Barat Daya.

Kedalaman pusat gempa ini 210 kilometer. Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Selain dirasakan di Maluku Barat Daya, gempa juga ikut dirasakan getarannya di sebagian wilayah Maluku seperti Kepulauan Aru, Tual, Maluku Tenggara hingga Kepulauan Tanimbar.

Ketua Perdunu Abdul Fatah Hasan mengatakan, pihaknya menyelenggarakan ritual khusus bernama Samar Wulu saat matahari mulai terbenam.

Ritual khusus itu tidak diperlihatkan kepada publik, melainkan hanya dilaksanakan sembilan orang pengurus inti di dalam kedaton, sebutan untuk kantor sekretariat mereka.

"Dan itu tidak bisa dipublikasikan karena memang ada bacaan-bacaan yang memang itu tidak untuk konsumsi publik. Selesai itu salat Magrib, lalu menyampaikan doa-doa umum harapan-harapan kita bahwa untuk Timnas ini bisa menang," kata Fatah, Rabu.

"Tidak, ada kaitannya dengan permasalahan seperti itu, namun kita sedang menyelidiki dari apa yang disampaikan di suatu tempat, tentunya ini masih konsumsi penyidik ya," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Kamis (30/12/2021).

Menurut Erdi, kasus Bahar yang ditangani Polda Jabar ini berkaitan dengan ujaran kebencian pada ceramah di muka umum.

"Dari laporan polisi yang kita terima, diduga saudara Bahar Smith ini memberikan suatu pernyataan sehingga membuat ricuh di masyarakat. Namun, ini perlu kita dalami, kita dalami dulu seperti apa," ucap Erdi.

Erdi memastikan ada pelapor dalam kasus ini, tapi tidak diungkapkan identitasnya. Dia hanya memastikan ujaran kebencian itu dilakukan di Jawa Barat.

"Di daerah Cimahi ya," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan, Ahmad Su'udi, Agie Permadi |
Editor : Khairina, Pythag , Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2021/12/31/060600378/-populer-nusantara-jembatan-haji-endang-beromzet-rp-20-juta-sehari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke