Salin Artikel

Perjuangan Siswa di Pedalaman NTT, Bertaruh Nyawa Melawan Arus Sungai untuk Ke Sekolah

MAUMERE, KOMPAS.com - Saat pagi menyapa, sejumlah siswa di Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Barat (NTT) beranjak menuju sekolah. Mereka melintasi Sungai Wae Mese untuk sampai di sekolah yang ditujunya.

Bagi mereka, melintasi sungai itu sudah menjadi kebiasaan. Setiap hari siswa-siswa itu bertaruh nyawa melawan arus sungai untuk mengeyam pendidikan.

Sekolah yang mereka tuju adalah SDK Nisar dan SMPN 6 Lembor Selatan yang berada di Dusun Weko di sebrang Sungai Wae Mese. Jaraknya sekitar dua kilometer dari Kampung Bangko.

Fadil Mubaraq, seorang warga di Kampung Bangko menuturkan, sejak dulu, siswa dari kampungnya selalu menyeberangi arus Sungai Wae Mese untuk menuju ke sekolah. Sebab, belum ada jembatan untuk menyeberangi sungai itu.

"Tak ada akses lain selain melewati Kali Wae Mese ini. Mau tidak mau anak-anak harus menyeberangi kali ini setiap hari saat ke sekolah," kata Fadil saat dihubungi Kompas.com dari Maumere, Selasa (28/12/2021).

Ketika musim kemarau, risiko bahaya menyeberangi sungai itu kecil karena debit air tidak terlalu besar. Risiko membahayakan terjadi ketika musim hujan. Para siswa itu harus berjibaku melawan arus Sungai Wae Mese yang deras.

"Kalau musim hujan, anak-anak dan orangtua sudah mulai khawatir. Kadang orangtua bantu nyebrang supaya bisa ke sekolah. Ada juga yang memilih tak ke sekolah karena takut lawan arus kali," ungkap Fadil.

Berharap pada pemerintah

Munawir Habib (14) seorang siswa SMP 6 Lembor mengaku tetap semangat ke sekolah meski setiap hari harus menyeberangi arus Sungai Wae Mese. Baginya, masa depan harus diperjuangkan meski kondisi sulit.

"Kalau dibilang semangat atau tidak, ya mau bagaimana lagi. Begini sudah kondisi kami di sini. Demi pendidikan, kami harus lewati ini," katanya.

Di balik semangatnya itu, Munawir berharap akan terwujud infrastruktur yang memadai, khusus jembatan yang melintasi Sungai Wae Mese.

"Satu harapan kami, pemerintah bangun jembatan atau apapun supaya kami tidak lagi nyeberang arus sungai untuk sekolah," katanya.


"Bapak Presiden, Bapak Gubernur, dan Bapak Bupati, tolong lihat kami di pelosok ini," sambung dia.

Ketua RT 03 Kampung Bangko, Abdul Karim mengatakan, sebetulnya jarak dari Kampung Bangko ke SDK Nisar dan SMPN 6 Lembor Selatan terletak Dusun Weko tidak terlalu jauh. Namun, Sungai Wae Mese memisahkan kedua kampung itu.

Sejak dulu, masyarakat sudah meminta pemerintah untuk membangun jembatan penyeberangan di sungai itu. Namun, hingga kini permintaan itu tidak kunjung ditanggapi.

"Harapan kami ya pemerintah bangun jembatan atau apa saja yang bisa bantu penyeberangan di sini. Kasihan anak-anak harus bertaruh nyawa di kali ini setiap ke sekolah," kata Abdul.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/28/111516878/perjuangan-siswa-di-pedalaman-ntt-bertaruh-nyawa-melawan-arus-sungai-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke