Ketua Guru Honorer Provinsi Maluku Utara Said Alkatiri mengaku, gaji yang belum dibayarkan itu mulai April hingga Desember 2021.
Persoalan ini sudah pernah ditanyakan ke Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara. Namun, Dinas Pendidikan beralasan anggaran kosong.
“Sudah, sudah kami tanyakan ke Dinas Pendidikan, tapi alasannya anggaran tidak ada. Ini kan alasan klasik, masa pemerintah tidak punya anggaran, padahal alokasi anggaran di bidang pendidikan kan sangat besar,” kata Said yang dihubungi Kompas.com melalui telepon, Selasa (21/12/2021).
Karena kecewa, ratusan guru menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku Utara dan DPRD di Sofifi pada Senin (20/12/2021).
Menurut Said, dalam aksi tersebut tuntutan mereka cukup jelas, yakni meminta Gubernur segera mencairkan hak para guru honorer yang sudah delapan bulan tak menerima gaji.
“Kedua, meminta agar Imam Mahdi dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara karena kami anggap tak paham dengan pendidikan,” tutur Said.
Atas aksi tersebut, Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba menemui massa aksi dan berjanji akan memanggil Kadis Pendidikan untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Pak Gub janji selesaikan dalam bulan ini, jika tidak maka akan turun aksi lagi dengan jumlah massa yang banyak,” kata Said.
Tak sampai di situ, para guru honorer ini mengancam akan melakukan aksi mogok mengajar jika sampai waktu yang dijanjikan tak ada realisasi.
Said menambahkan, selama delapan bulan ini para guru honorer ini mampu bertahan karena rasa cinta mereka terhadap pendidikan.
“Ini persoalan perut sehingga harus dituntaskan. Untuk jumlah pasti semua guru honorer belum update datanya, tapi di kisaran 300 sampai 500-an,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara Imam Mahdi sudah coba dikonfirmasi melalui telepon ataupun WhatsApp, tetapi belum ada jawaban.
https://regional.kompas.com/read/2021/12/22/123020678/ratusan-guru-honorer-sma-dan-smk-di-maluku-utara-belum-terima-gaji-selama-8