Salin Artikel

Dinkes Solo Catat 33 Kasus DBD hingga November 2021, 5 di Antaranya Meninggal

Sebab, nyamuk ini bersarang dan berkembang biak di air bersih yang dibiarkan tergenang.

"Kita harus waspadai (DBD) karena ini kan musim penghujan banyak comberan," kata Kepala Dinas Kesehatan Solo Siti Wahyuningsih di Solo, Jawa Tengah, Senin (20/12/2021).

Menurut Ning, sapaan akrabnya, ada 33 kasus DBD di Solo. Dari jumlah itu, yang meninggal ada lima kasus.

Adapun kasus meninggal akibat DBD tersebut paling banyak terdapat di wilayah Mojosongo.

"33 kasus DBD ini terhitung mulai dari Januari 2021 sampai akhir November 2021," kata Ning.

Guna mengantisipasi DBD agar tidak merebak, masyarakat harus memperhatikan kebersihan, terutama dalam penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Jangan sampai ada nyamuk di rumah, jangan sampai ada comberan karena pengantarnya nyamuk. Intinya PHBS," terang dia.

Ning mengatakan, tidak ada kegiatan fogging massal untuk penanggulangan nyamuk Aedes aegypti karena mengandung zat kimia.

Sebab, penggunaan insektisida dengan dosis yang kurang tepat dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan resistensi nyamuk.

"Jadi fogging-nya itu fogging kasus berdasarkan indeks kasus. Ada ketentuan WHO karena fogging ini zat kimia. Kalau tidak benar, nyamuknya malah resisten. Yang penting itu pemberantasan sarang nyamuk," ungkap dia.

Di sisi lain, pihaknya juga mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit musim hujan, yakni leptospirosis, diare, ispa, dan lain-lain.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/20/141230278/dinkes-solo-catat-33-kasus-dbd-hingga-november-2021-5-di-antaranya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke