Salin Artikel

Mengaku Merakit Pesawat untuk Ceko, Suyanto Sebut Dokumen Bukti Hilang

Selain pesawat tersebut, Suyanto yang juga dikenal dengan nama Heri Susanto itu sempat mengaku, membuat dua pesawat lain yang saat ini sudah berada di Ceko.

Namun Suyanto mengaku bukti-bukti pembuatan pesawat hingga transaksi telah hilang.

Dibeli oleh Ceko

Suyanto menyebutkan, ada perbedaan antara dua pesawat di Ceko tersebut dengan pesawat STOL yang dibawa ke Lamongan.

"Kalau ini (pesawat STOL) saya yang mendesain, membuat rancangannya, dan merakit sendiri. Kalau dua pesawat yang di Ceko itu saya hanya merakit, desain dan bahan dari sana semua, tinggal merakit," ujar Suyanto, saat ditemui awak media, Sabtu (18/12/2021).

Suyanto mengatakan, untuk dua pesawat di Ceko, begitu pesawat selesai dirakit maka dikirimkan kembali kepada pemesan, salah satu dealer pesawat terbang di Ceko.

Suyanto mengaku, hanya mendapat bayaran atas hasil kerjanya dalam merakit pesawat tersebut.

"Jadi kalau sudah selesai itu ada orang ekspedisi yang datang dari Jakarta, tinggal ambil dan sudah di-packing. Setelah itu saya tidak tahu apa-apa lagi, itu sudah urusan mereka," tutur Suyanto.

Namun ketika dikonfirmasi lebih lanjut mengenai sosok dan dealer pesawat di Ceko yang memberikan order, Suyanto enggan buka suara.

Begitu pula ketika ditanya mengenai pihak ekspedisi asal Jakarta, yang mengirim pesawat hasil rakitannya.

Suyanto hanya menyebutkan, dia mengenal pemberi order dua pesawat di Ceko lantaran tergabung dalam EAA.

EAA adalah sebuah komunitas aircraft yang diklaim oleh Suyanto memiliki anggota dari beberapa negara di dunia.

Sedangkan mengenai bukti order tersebut, Suyanto mengatakan jika semua bukti transaksi sudah hilang.

"Kalau dulu ya ada. Tapi sekarang sudah tidak ada. Email yang kemarin lupa, handphone juga sudah ganti beberapa kali," ucap Suyanto.

Suyanto juga mengaku tidak tahu apakah dua pesawat yang dirakitnya untuk Ceko sudah dapat terbang.

Karena dirinya mengaku, sudah tidak pernah menjalin komunikasi dengan pemberi order kedua pesawat tersebut.

"Saya tidak tahu apa bisa terbang atau tidak, sebab sampai saat ini saya sudah tidak pernah dihubungi lagi," kata Suyanto.

Sementara untuk pesawat STOL yang dibawa kembali pulang ke Lamongan, lanjut Suyanto, belum sekali pun dilakukan uji coba terbang.

Karena itu, saat dibawa dari Ciamis ke Lamongan, pesawat diangkut menggunakan truk dan baru kembali dirakit menjadi bentuk pesawat saat berada di halaman rumah orangtuanya di Desa Sumberagung.

"Untuk mendapatkan izin terbang (menerbangkan pesawat) itu kan butuh peresmian macam-macam dari pihak terkait, jadi selama ini belum pernah," tutur Suyanto

Suyanto pun berusaha menjalin komunikasi dengan pihak terkait untuk mendapat izin menerbangkan pesawat.

Dia berharap pesawat STOL tersebut dapat diuji coba terbang secara resmi oleh pihak terkait.

"Untuk biaya pesawat STOL ini kurang lebih sekitar Rp 600 juta, mahal karena ada beberapa bagian pesawat yang didatangkan dari luar negeri. Ada donatur, berkenan menanggung 20 persen biaya," kata Suyanto.

Warga yang merasa penasaran, berdatang langsung untuk dapat menyaksikan penampakan pesawat ini dari dekat.

Kondisi tersebut membuat Suyanto memutuskan untuk memasang garis pembatas di sekitar pesawat.

Hal itu dilakukan agar pengunjung tidak terlalu dekat dengan pesawat dan untuk menghindari kerusakan.

Dia juga memasang tenda di sekeliling pesawat.

Banyaknya orang yang berkunjung untuk melihat pesawat STOL hasil karya Suyanto, juga dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk mengais rezeki di sekitar lokasi.

Beberapa pedagang mengaku mendadak berjualan, salah satunya adalah Narti (40) yang berjualan es dan minuman.

"Ini dagangan anak saya, Nova. Kebetulan dia sedang pulang dan saya gantikan. Baru kemarin jualan di sini, setelah melihat banyak orang datang," kata Narti.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/19/150641878/mengaku-merakit-pesawat-untuk-ceko-suyanto-sebut-dokumen-bukti-hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke