Salin Artikel

Cerita Siswa SD di Banyuwangi Tak Menangis Saat Disuntik Vaksin, Siswa SMP Justru Histeris

Mulai dari menutup mata hingga meringis menahan sakit saat vaksin Sinovac disuntikkan ke dalam tubuh. 

Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Genteng Kulon, dr Yos Hermawan, yang bertugas melakukan vaksinasi.

Dia mengatakan, tak ada satu pun siswa yang menangis saat tenaga kesehatan menyuntik lengan kiri mereka.

"Meringis, nyengir-nyengir juga ada, tutup mata ada, itu wajar, yang jelas tidak gaduh. Kalau anak SD itu patuh, meskipun meringis, meskipun tutup mata, tetap lancar. Jadi tidak ada tangisan, tidak ada jeritan," kata Yos, Kamis.

Sebanyak 56 siswa SD Negeri 6 Genteng telah menerima vaksinasi yang dikhususkan bagi anak-anak usia 6-11 tahun. 

Demi melancarkan program vaksinasi bagi anak-anak, Yos menuturkan, puskesmasnya menargetkan untuk memvaksinasi lebih dari 1.000 siswa di 30 SD yang ada di Banyuwangi. 

Ia meyakini waktu satu bulan cukup untuk memenuhi target tersebut selama pasokan vaksin mencukupi. 

Siswa SMP histeris

Siswa SD dinilai justru lebih kooperatif saat menerima vaksin dibandingkan siswa SMP yang kadang histeris.

"Justru anak-anak SMP yang ada histeris dan lain-lain, karena masanya sudah bisa menjerit. Di mana-mana biasanya begitu. Justru anak SD lebih kooperatif, lebih los karena emosi dan responsnya beda," kata Yos yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banyuwangi itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, di Banyuwangi ada 146.172 sasaran vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun.

Namun sebagian sasaran itu, menurutnya, harus ditunda vaksinasinya karena tengah mengikuti imunisasi lain atau tidak lolos skrining.

Imunisasi lain itu berupa program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), yang juga tengah berlangsung.

Peserta menerima vaksin anti campak, difteri, dan tetanus pada tubuh mereka sehingga harus menunggu 1 bulan untuk bisa menerima vaksin Covid-19.

Siswa SD kelas 1, 2 dan 3 yang mengikuti BIAS tidak diikutkan dalam vaksinasi Covid-19.

Sementara siswa kelas 6 yang berusia 12 tahun juga tidak mengikuti karena telah menerima vaksinasi Covid-19 untuk kategori usia 12-17 tahun. 

"Proses BIAS ini kan sedang berjalan, sebagian sudah BIAS. Untuk imunisasi difteri dan tetanus, kalau yang saat ini misalnya, teman-teman baru melakukan imunisasi Dt (anti tetanus), 4 minggu lagi baru boleh vaksinasi Covid-19," kata Amir.

Divaksin Januari

Bagi siswa yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama bulan ini, akan menerima dosis kedua pada Januari mendatang.

Sementara untuk siswa yang masih tertunda juga akan menerima vaksinasi Covid-19 pada Januari dan menerima dosis kedua di bulan berikutnya.  

Amir menuturkan, 45 puskesmas di Banyuwangi menargetkan dapat melakukan vaksinasi kepada 100-200 anak dalam sehari.

"Direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization atau ITAGI, vaksin yang digunakan itu adalah Sinovac. Jadi Sinovac itu direkomendasikan, cocok dan aman untuk anak-anak," jelasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2021/12/16/193553278/cerita-siswa-sd-di-banyuwangi-tak-menangis-saat-disuntik-vaksin-siswa-smp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke