Salin Artikel

Dirjen Dikti: Setahun Hampir 1 Miliar Serangan Siber di Indonesia, Sasar Sistem Perbankan, Pendidikan hingga Pemerintahan

SOLO, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengatakan, serangan siber cenderung meningkat selama pandemi Covid-19.

Penggunaan layanan internet dan transaksi secara online menjadi salah satu faktor masifnya serengan siber.

"Selama pandemi ini memang kami berpindah ke dunia maya. Belajar lewat daring, kerja lewat daring, transaksi dan interaksi lebih banyak memanfaatkan teknologi. Ini kemudian membawa jejak penjahatnya pindah ke daring," kata Nizam, dalam peresmian cyber security hub di Solo Technopark Solo, Jawa Tengah, Kamis (16/12/2021).

Berdasarkan informasi, kata Nizam, setiap hari ada jutaan serangan siber di Indonesia.

Serangan siber tidak hanya menyasar di sistem perbankan, tetapi juga pendidikan, kantor pemerintahan dan lain-lain.

"Dalam satu tahun itu hampir 1 miliar serangan siber. Jadi, setiap hari itu jutaan serangan siber baik dari luar ke Indonesia maupun dalam negeri sendiri," kata dia.

"Di Indonesia ini pengguna internet sudah di atas 177 juta, bahkan bisa mencapai 200 juta pengguna internet. Hampir masyarakat itu menggunakan internet. Di mana di situ kita bertransaksi, data pribadi ada di sana, komunikasi itu baru individu belum lagi sistem perbankan, pemerintahan, pendidikan, industri tentu penjahat yang pindah ke dunia maya tadi akan semakin banyak beroperasi," tambah dia.

Nizam mengatakan, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) di bidang cyber security hub untuk menangkal terhadap serangan siber.

"Memang dibutuhkan polisinya cyber security-nya untuk mengamankan dunia maya. Kebutuhan akan ahli-ahli, pakar di bidang cyber security ini sangat tinggi. Mulai dari teknisi sampai dengan yang paling atae yaitu riset," terang dia.

"Jadi, kita juga harus siap, kita harus mengamankan mulai dari mengamankan diri, mengamankan institusi, sampai mengamankan negara," sambung Nizam.

Pihaknya berharap setelah diresmikannya cyber security hub akan semakin banyak generasi muda di Indonesia yang memiliki keahlian siber.

Sehingga mereka bisa mengamankan sistem siber baik di industri, perbankan, pendidikan, dan pemerintahan.


"Harapan kami nanti akan semakin banyak kita punya SDM talenta-talenta yang bisa mengamankan sistem siber kita, baik di industri, dunia perbankan, dunia pendidikan, pemerintahan, masyarakat itu semakin banyak. Kerena kita tahu anak-anak kita sangat krearif. Kreativitas itu jangan sampai salah arah menjadi penjahat siber tapi bagaimana menjadikan mereka sebagai polisi siber mengamankan sistem siber kita," ungkap dia.

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Jamal Wiwoho menambahkan peresmian cyber security hub merupakan kerja sama antara UNS, Pemkot Solo dan Dirjen Dikti Kemendikbud.

Pihaknya mendorong generasi muda untuk dapat mengikuti pelatihan cyber security hub.

Selama tahun 2021 ditargetkan ada 10.000 orang yang mengikuti pelatihan cyber security hub.

Adapun pelatihan cyber security hub dilaksanakan di Solo Technopark.

"Model pelatihannya bisa dilakukan secara luring atau di sini (Solo Technopark) dan secara daring. Dirjen Dikti sudah merancang tahun 2021 ini sampai akhir Desember ini 10.000 orang yang mengikuti pelatihan," kata Jamal.

Pihaknya berharap jumlah peserta yang mengikuti pelatihan cyber security hub pada tahun 2022 meningkat dari tahun ini sebesar 200.000 orang.

"Setelah selesai pelatihan akan mendapatkan sertifikat kompetensi di dalam hal ini. Jadi ada dua kegiatan yaitu pelatihan dan memperoleh sertifikat," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/16/164712978/dirjen-dikti-setahun-hampir-1-miliar-serangan-siber-di-indonesia-sasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke