Salin Artikel

Gede Pasek Sungkem ke Ibunda Anas Urbaningrum Usai Orasi Politik sebagai Ketua Umum PKN

Diikuti Sekretaris Jenderal Sri Mulyono dan Bendahara Umum Mirwan Amir, Pasek sungkem ke Sriati yang kemudian mengalungkan bendera PKN ke leher mereka.

Kepada wartawan usai prosesi sungkem, Pasek mengatakan, Sriati adalah orang yang menanggung kesedihan paling mendalam atas apa yang terjadi pada Anas yang dia sebut sebagai korban kriminalisasi.

"Kami merasa dengan kehadiran kami di sini kami bisa ngalap (mendapatkan) berkah dari beliau, doa restu beliau. Karena saya yakin beliau jauh lebih teraniaya secara batin," ujar Pasek.

Melakukan prosesi sungkem kepada Sriati, kata Pasek, merupakan bagian dari upaya agar PKN mendapatkan kelancaran dan keberhasilan dalam merealisasikan cita-citanya.

"Jadi salah satu yang kita yakini adalah doa orang yang teraniaya itu pasti manjur," ujarnya.

Pasek lantas bertutur tentang mantan Ketua Umum Partai Demorat Anas Urbaningrum yang dia sebut sebagai korban konspirasi yang bertujuan menghentikan karier politiknya yang cemerlang.

Hal itu, jelasnya, terlihat dari putusan peninjauan kembali (PK) yang tetap menguatkan vonis adanya penerimaan gratifikasi berbagai proyek yang didanai APBN walaupun alat buktinya lemah.

"Kalau baca putusan PK-nya aneh kan. Ini tidak terbukti, ini tidak terbukti, tidak terbukti. Tapi, kemudian pasal berikutnya dia dianggap (terima) gratifikasi dari berbagai proyek yang bersumber dari APBN," ujarnya.


Menurut Pasek, tuduhan korupsi harusnya didasarkan pada bukti-bukti yang jelas dan tegas serta merujuk jelas pada proyek tertentu.

"Harusnya tegas, korupsi di mana, proyek apa, kan ini tidak ada. Sampai putusan terakhir tidak ada disebutkan (proyek apa)," kata dia.

Menurut Pasek, setelah Anas keluar dari penjara akan dilakukan pembahasan dalam forum ilmiah tuduhan korupsi yang selama ini disematkan pada Anas.

Partai loyalis Anas

Pasek tidak secara tegas menjawab pertanyaan apakah PKN didirikan untuk menjadi "rumah politik" bagi Anas Urbaningrum setelah keluar dari penjara.

Dia hanya mengatakan, proses pendirian dan perjalanan PKN selalu dimintakan restu dari Anas.

Menurutnya, PKN adalah partai yang kelahirannya terinspirasi dari figur Anas Urbaningrum, seorang politisi muda yang cemerlang tetapi diperlakukan tidak adil karena kecemerlangannya dalam politik.

"Lha ini sebagai anak bangsa yang mencintai keadilan mencoba membantu beliau untuk bangkit kembali," ujarnya.

Namun, Pasek tidak dapat memastikan apakah kelak Anas akan masuk ke struktur kepengurusan PKN.

Banyak didukung alumni Partai Demokrat

Pasek mengakui, inisiator pendirian PKN cukup banyak yang berasal dari Partai Demokrat dan teman-teman Anas Urbaningrum.

"Memang harus kami akui fakta sejarah, kami enggak bisa bohong juga, cukup banyak yang dari alumni Demokrat, jadi alumni itu artinya tidak terikat dengan Partai Demokrat," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pengurus PKN juga banyak yang merupakan bekas pengurus dan pendukung Partai Hanura dimana dirinya menjabat Sekjen sebelum mendirikan PKN.

Pasek juga menyebutkan, beberapa partai lain yang pindah ke PKN dan hal itu terjadi karena mereka merasa sejalan dengan tujuan perjuangan PKN.

"Saya kira formasinya bukan dari partai mana, tapi keterpanggilan pribadi untuk bersama-sama berjuang untuk kebangkitan nusantara," klaimnya.


Namun, Pasek menolak jika dikatakan kehadiran PKN akan berhadap-hadapan dengan Partai Demokrat.

"Kami tidak pernah untuk disandingkan atau ditandingkan dengan Partai Demokrat karena itu adalah tempat kami dulu," ujarnya.

Pasek dan pengurus PKN hadir di kediaman orangtua Anas Urbaningrum guna mengikuti peringatan Hari Nusantara yang jatuh pada setiap tanggal 13 Desember.

Agenda utama dari upacara tersebut adalah Orasi Politik Perdana dari Pasek sebagai Ketua Umum PKN.

Dalam sambutannya sebagai tuan rumah, adik kandung Anas Urbaningrum, Ana Lutfie, menyebut Pasek sebagai loyalis dan sahabat sejati Anas.

"Ketum ini luar biasa. Beliau setia menemani Mas Anas di saat sedang menderita," ujar Lutfie.

Usai upacara peringatan Hari Nusantara, rombongan pengurus PKN berkunjung ke Candi Simping di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, yang merupakan candi perabuan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. 

https://regional.kompas.com/read/2021/12/14/060707078/gede-pasek-sungkem-ke-ibunda-anas-urbaningrum-usai-orasi-politik-sebagai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke