LOMBOK BARAT, KOMPAS.Com - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta agar lokasi pengungsian warga yang terdampak banjir bandang dan longsor di Dusun Batu Layar Utara, Kecamatan Baru Layar, Lombok Barat, NTB dipindahkan karena dinilai tak aman.
Risma mengajak sejumlah pejabat termasuk Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah dan Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid berjalan kaki hampir 1 kilometer untuk mencari lokasi aman dan lapang.
Ia khawatir potensi longsor susulan yang mengancam ratusan pengungsi di tenda darurat tersebut.
"Ini ndak aman, itu kan ada longsor di belakang tenda warga, lihat itu," kata Risma sambil menunjuk.
"Ini lokasinya tidak aman, mana bupati," lanjut Risma.
Mantan wali kota Surabaya itu menjelaskan bahwa lokasi pengungsian yang ditempati warga tidak aman karena dari jarak 150 meter berpotensi terjadi longsoran yang mengkhawatirkan.
Sementara ada lebih dari 150 kepala keluarga berada di tenda pengungsian karena rumah mereka rusak dan hanyut terbawa banjir bandang yang terjadi pada Senin (6/12/2021).
"Kita keliru kalau membiarkan pengungsi di sini. Salah ini karena lokasinya tidak aman. Di mana tanah lapang, tolong kita lihat lokasi yang lebih aman," kata Risma sembari mencari lokasi aman tempat mendirikan tenda baru bagi warga.
Temukan lokasi baru
Setelah berjalan kurang lebih 1 kilometer, Risma akhirnya menemukan lapangan yang cukup aman dan lapang.
Meski lokasinya agak jauh, Risma meyakini tempat tersebut lebih aman dari potensi longsor yang sewaktu-waktu bisa kembali terjadi.
"Kita akan siapkan fasilitas sesuai dengan standar PBB untuk pengungsiannya, karena ini bukan jangka waktu pendek seminggu dua minggu, tapi mungkin bisa berlangsung satu sampai dua bulan, sampai dinyatakan kondisinya aman," terang Risma.
Tenda pengungsian dipastikan akan nyaman karena bahannya tak panas dan lebih dingin dari tenda lainnya. Tenda itu juga memiliki jendela dan sekat untuk pengungsi perempuan sehingga pada siang hari pun, menurut Risma, warga bisa berteduh dengan nyaman.
Mengenai jumlah tenda, lanjutnya, akan disesuaikan dengan kebutuhan para pengungsi.
Saat ini sudah ada lima tenda yang masing-masing bisa ditempati 20 orang dan akan disiapkan selimut dan fasilitas untuk anak anak.
"Kalau memang kurang kami akan datangkan dari Bali dan Bekasi," kata Risma.
Ia juga berencana menyediakan toilet portabel ke lokasi pengungsian demi kenyamanan pengungsi.
Sementara terkait relokasi warga di Dusun Batu Layar Utara yang rawan longsor, Risma menegaskan bahwa itu bukan kewenangannya.
Relokasi tersebut, kata dia, menjadi kewenangan pemerintah daerah dan DPRD setempat.
Bujuk warga
Sementara itu Bupati Lombok Barat Fauzan Kalid menyatakan akan berupaya memberi pengertian pada warga agar bersedia ditempatkan di tenda di lokasi yang lebih aman.
"Itu urusan saya nanti meminta pengertian warga untuk mau berada di lokasi pengungsian yang jauh dari rumah mereka, nanti kita bisa beri pengertian karena ini demi keamanan mereka," kata Fauzan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB ada tiga kecamatan di Lombok Barat yang terdampak parah banjir dan longsor, yaitu Kecamatan Sekotong, Gunung Sari dan Kecamatan Batu Layar.
Lebih dari 5.000 warga terdampak akibat banjir dan longsor, 1.557 orang dilaporkan mengungsi dan 448 rumah dilaporkan rusak karena terjangan air dan lumpur.
Sementara sejumlah rumah warga juga dilaporkan hilang terbawa arus dan 5 warga meninggal dunia dari Dusun batu Layar Utara.
https://regional.kompas.com/read/2021/12/10/122909978/khawatir-longsor-susulan-mensos-risma-jalan-kaki-1-km-cari-lokasi