Salin Artikel

Saat Paspampres Jokowi Kaget dengan Suara Gelegar Petir dari Gunung Semeru

Presiden tiba menggunakan helikopter Super Puma milik TNI AU setelah menempuh penerbangan selama 30 menit dari Bandar Udara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo.

Presiden dan rombongan terbatas tiba di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang sekitar pukul 11.20 WIB.

Begitu tiba, Presiden disambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Nico Afinta.

Paspampres kaget dengan suara petir

Sebelum Presiden Jokowi tiba di lokasi ada kejadian menarik.

Suara petir menggelegar mengagetkan para Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hal itu terjadi sebelum Presiden dan rombongan tiba atau sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat mendapat penjelasan mengenai suara petir tersebut, salah seorang Paspampres langsung melakukan koordinasi dengan petugas lainnya.

Meski begitu, kunjungan Presiden Jokowi di beberapa lokasi yang terdampak erupsi Gunung Semeru berjalan lancar.

Jokowi turut prihatin dan berduka cita sedalam-dalamnya.

Sejumlah warga terdampak bencana guguran kubah lava Gunung Semeru 'curhat' kepada Jokowi saat meninjau langsung posko pengungsian yang terletak di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Para warga tersebut bercerita kejadian dan bagaimana kondisi mereka saat ini.

"Enggak sampai satu menit itu Pak, langsung gelap. Sebelumnya ada pemberitahuan memang, 25 getarannya katanya dari pusat pemantauan," ujar seorang warga kepada Presiden.

Mereka tidak menyangka jika guguran kubah lava Gunung Semeru Sabtu lalu ternyata lebih besar dari yang mereka perkirakan.

"Ada pemberitahuan, di handphone sudah ada. Cuma dikira kecil Pak, dikira banjir kecil. Ada 25 getarannya kecil biasanya. Nanti ada susulan yang lebih besar biasanya. Kalau pos pantau selalu siaga," ungkapnya.

"Paniknya itu cuma panik abu, abunya itu loh Pak, kan gelap. Posisi jam 3 sore itu kejadian abu vulkanik. Hujan abu dulu, gelap, disusul lahar dingin," timpal seorang warga lainnya.

Usai kejadian, para warga terdampak tersebut juga sempat mengecek rumah mereka masing-masing melalui jalur yang bisa dilewati.

Seorang warga bercerita bagaimana guguran kubah lava Gunung Semeru disertai awan panas telah menewaskan banyak ternak peliharaannya.

Sementara warga lainnya bercerita bagaimana ia masih mencari beberapa keluarganya yang masih hilang.

Presiden pun mengatakan akan segera membangun dan memperbaiki rumah-rumah warga terdampak berikut fasilitas publik lainnya seperti jembatan.

"Inggih rumahnya, jembatannya cepat kita mulai (diperbaiki)," ujar Presiden Jokowi.

"Ini Menteri PU sudah saya ajak. Ini baru mengecek semua, nanti segera dikerjakan," lanjutnya.

"Terima kasih, Pak," seru para warga.

Presiden juga meninjau posko terpadu yang dilengkapi dengan dapur umum, posko layanan kesehatan, hingga posko penyembuhan trauma bagi anak di Lapangan Desa Sumberwuluh.

"Di lokasi pengungsi saya juga ingin memastikan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan pengungsi juga tertangani dengan baik. Baik yang berkaitan dengan konsumsi, kesehatan, kemudian air bersih, saya kira kondisinya mulai membaik," katanya.

Presiden berharap, setelah bencana ini mereda, perbaikan infrastruktur bisa segera dimulai.

Selain itu, pemerintah juga berencana merelokasi rumah-rumah warga terdampak yang berada di lokasi berbahaya untuk dihuni.

"Tadi saya mendapatkan laporan kurang lebih 2 ribuan rumah yang harus direlokasi. Ini segera akan kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan segera kita bangun karena saya kira semuanya sudah siap," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suara Gelegar 'Petir' dari Gunung Semeru Kagetkan Anggota Paspampres Jokowi

https://regional.kompas.com/read/2021/12/08/180500278/saat-paspampres-jokowi-kaget-dengan-suara-gelegar-petir-dari-gunung-semeru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke