Salin Artikel

Duduk Perkara Bentrok Warga dan Polisi di Desa Tamilow, Bermula Tangkap Pelaku Pembakaran Kantor Desa

Bentrokan bermula ketika polisi hendak menangkap 11 warga yang terlibat pembakaran kantor Desa Tamilow dan perusakan tanaman warga Desa Sepa.

Saat memasuki Desa Tamilow, polisi diadang warga hingga bentrokan tak dapat dihindari.

Akibatnya, tujuh anggota Polres Maluku Tengah dan 15 warga luka terkena tembakan peluru karet. Sementara empat mobil milik Polres Maluku Tengah juga rusak. 

Kronologi bentrokan

Bentrok berawal ketika tim dari Polres Maluku Tengah yang dipimpin langsung Kapolres AKBP Rosita Umasugi berniat menangkap 11 terduga pelaku pembakaran kantor desa.

Roem menyebut, polisi terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menangkap para terduga pelaku karena upaya persuasif yang ditempuh mengalami jalan buntu.

"Polisi sudah lakukan pendekatan persuasif, pendekatan ke masyarakat dan keluarga. Namun karena tidak diserahkan sehingga (pelaku) diambil pagi tadi, tapi setelah tim masuk terjadi pengadangan oleh masyarakat," kata Kabid Humas Polda Maluku Tengah Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat, Selasa.

Polisi terpaksa menembakkan gas air mata ke arah warga.

Namun warga terus berupaya melawan hingga akhirnya polisi menembakkan peluru karet untuk membubarkan warga.

Akibatnya, sejumlah warga pun terluka.

"Saya tidak tahu persis berapa orang, tapi tadi ada tokoh masyarakat Tamilow yang melapor ke Wakapolda ada 15 orang," ucapnya.

Sementara tiga warga yang terluka dievakuasi ke RSUD Masohi melalui jalur laut untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Roem menyebut polisi sudah berhasil menangkap 5 dari 11 terduga pelaku perusakan tanaman dan pembakaran kantor desa tersebut.

Akibatnya, arus transportasi darat yang menghubungkan Kecamatan Teluti dan Tehoru dengan Kecamatan Amahai dan Kota Masohi lumpuh total.

Tokoh masyarakat Tamilow, Epen Selano mengatakan blokade jalan dilakukan karena warga tak terima banyak yang tertembak termasuk ibu-ibu.

Pembakaran kantor desa

Sejumlah warga Desa Tamilow diketahui membakar kantor desa setempat pada 9 November lalu.

Kejadian berlangsung ketika perwakilan pemerintah Desa Tamilow dan Desa Sepa melakukan pertemuan di kantor Bupati Maluku Tengah.

Menurut Sekretaris Desa Tamilow Abubakar Lessy, warga marah dan membakar kantor desa karena ada informasi beredar yang menyebut kedua desa sepakat berdamai.

Padahal saat itu proses mediasi masih membahas soal jumlah kerugian kedua desa.

Pertemuan di kantor desa sendiri membahas persoalan sengketa tanah antara warga Desa Tamilow dengan Desa Sepa yang juga berujung bentrok.

Bentrok saat itu menyebabkan seorang warga Tamilow meninggal.

Belasan sepeda motor milik warga juga dirusak dan tanaman umur panjang milik warga kedua desa turut ditebangi.

KOMPAS.com / (Penulis: Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor: Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/12/08/073009778/duduk-perkara-bentrok-warga-dan-polisi-di-desa-tamilow-bermula-tangkap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke