KOMPAS.com - Warung tengkleng milik Harsi (60) di kawasan Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi perbincangan warganet.
Pasalnya, harga tengkleng di warung tersebut dianggap terlalu mahal dari semestinya.
Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) menuturkan, bakal memfasilitasi Harsi.
Darsi mengatakan, paguyuban akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga menu tengklengnya.
Selain itu, Darsi juga bakal memasukkan Harsi ke dalam anggota paguyuban supaya bisa mengetahui informasi dan perkembangan seputar PKL.
Ia mengungkapkan, selama ini Harsi tak pernah ikut dalam keanggotaan paguyuban.
"Beliau tidak pernah aktif di paguyuban. Jadi tidak tahu kalau ada perkembangan dari paguyuban," ujarnya, Selasa (7/12/2021).
Dengan upaya ini, diharapkan warung tengkleng Harsi tak lagi menjadi sorotan lantaran harganya dinilai terlalu menguras isi dompet.
Darsi mengaku, paguyuban sempat khawatir dengan viralnya unggahan soal warung tengkleng Bu Harsi. Hal ini ditakutkan akan berdampak pada pedagang lainnya.
Harsi menyampaikan, karena tak bisa baca tulis, dirinya tidak membuat daftar harga menu tengkleng di warungnya secara lengkap.
Ia menerangkan, dirinya menyajikan tengkleng sesuai pesanan pembeli.
Untuk porsi komplet yang berisi dua pipi, dua telinga, lidah dan otak, harganya dibanderol Rp 150.000.
“Pembeli yang membeli sedikit, saya layani. Misalnya beli Rp 15.000, Rp 10.000 yang balungan, saya layani. Jadi mintanya berapa, saya layani," ucapnya, Selasa.
Harga akan disebutkannya pada saat pembeli hendak membayar.
Harsi menjelaskan, untuk memasak tengkleng, dirinya harus membeli tulang kambing dan sapi.
Balungan kambing dan sapi dibelinya dengan harga yang tak murah.
Sepulang dari pasar, Harsi masih harus membersihkan tulang-tulang itu dan kemudian memasaknya menjadi tengkleng.
Kata Harsi, semua itu dilakukannya sendiri.
"Saya kulakan saja sudah mahal. Semua saya lakukan sendiri. Kalau saya tidak untung terus bagaimana," bebernya.
Warung "Tengkleng Kambing dan Sapi Bu Harsi" menjadi viral lantaran harga yang dibayar pembeli, tak sesuai dengan spanduk yang dipasang di depan warung.
Spanduk itu bertuliskan tengkleng porsi besar Rp 30.000 dan porsi kecil Rp 15.000.
Harsi mengaku tak mengetahui warungnya menjadi perbincangan di media sosial.
Viralnya warung tengkleng Harsi berefek pada pembeli. Beberapa hari belakangan, Harsi mengaku warung tengklengnya sepi pembeli.
"Biasanya dulu masih ramai sehari bisa bikin tengkleng sampai 5 kilogram. Sekarang sepi saya bikin 2 kilogram," tuturnya.
Harsi bahkan sampai menangis gara-gara warungnya dicap mahal oleh pembeli.
"Pembeli dihitung mahal tidak mau. Karena mintanya pipi, lidah, iga itu harganya Rp 50.000. Katanya kemahalan," kata ibu dua anak ini.
Atas kejadian ini, Harsi berharap agar warung tengklengnya yang berada di Jalan Kunir V, Solo Baru, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, tersebut kembali ramai.
Dia juga tidak ingin warung tengklengnya dicap mahal harganya.
Oleh karena itu, Harsi bakal mengubah warungnya suoaya terlihat lebih nyaman dan rapi di mata pembeli.
"Saya berharap warung saya ramai lagi dan tidak viral karena mahal harganya," pungkasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
https://regional.kompas.com/read/2021/12/07/195403478/kisah-viral-tengkleng-bu-harsi-dianggap-mahal-paguyuban-pkl-akan-bantu-buat
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan