Salin Artikel

Tangis Harsi Setelah Tengkleng Jualannya Viral karena Dianggap Mahal

Harsi sudah lama berjualan tengkleng di Jalan Kunir V, Solo Baru, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tepatnya di sisi selatan jalan.

Sebelum itu, dia berjualan tengkleng di sisi utara jalan. Karena ada penataan pembangunan, Harsi pindah ke selatan jalan hingga sekarang.

Harsi memberi nama warungnya "Tengkleng Kambing dan Sapi Bu Harsi".

Dalam spanduk yang terpasang di depan warung, tengkleng porsi besar Rp 30.000 dan porsi kecil Rp 15.000.

Warung tengkleng Bu Harsi buka setiap hari mulai pukul 07.00-15.00 WIB.

Ibu dua anak ini mengetahui setelah beberapa hari warungnya sepi pembeli. Harsi terpaksa mengurangi olahan tengklengnya karena khawatir tidak habis.

"Biasanya dulu masih ramai sehari bisa bikin tengkleng sampai 5 kilogram. Sekarang sepi saya bikin 2 kilogram," ungkap Harsi ditemui Kompas.com di warungnya, Selasa (7/12/2021).

Harsi tidak membuat daftar menu makanan tengkleng di warungnya secara lengkap karena tidak bisa baca tulis.

Dia hanya menawarkan olahan tengkleng sesuai permintaan pembeli. Harsi baru menyebutkan harga menu tengkleng setelah pembeli akan membayar.

"Pembeli dihitung mahal tidak mau. Karena mintanya pipi, lidah, iga itu harganya Rp 50.000. Katanya kemahalan," kata warga Ngasinan, Sukoharjo.


Kemudian untuk tengkleng porsi komplet yakni pipi dua, telinga dua, lidah dan otak, Harsi menjualnya dengan harganya Rp 150.000.

"Pembeli yang membeli sedikit saya layani. Misalnya beli Rp 15.000, Rp 10.000 yang balungan saya layani. Jadi mintanya berapa saya layani," sambung Harsi.

Harsi mangatakan membeli balungan kambing dan sapi untuk olahan tengkleng di pasar harganya sudah mahal.

Belum lagi membersihkan balungan hingga memasaknya menjadi tengkleng. Menurut Harsi semua dia lakukan sendiri.

"Saya kulakan saja sudah mahal. Semua saya lakukan sendiri. Kalau saya tidak untung terus bagaimana," tambah dia.

Lebih lanjut, Harsi berharap warung tengklengnya kembali ramai. Harsi juga tidak ingin warung tengklengnya dicap harganya mahal dan viral di medsos.

Di sisi lain, Harsi akan mengubah warungnya agar terlihat lebih nyaman dan rapi terhadap pembeli.

"Saya berharap warung saya ramai lagi dan tidak viral karena mahal harganya," ucap Harsi.

Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) mengatakan, akan memfasilitasi Harsi agar tidak kembali viral karena harganya dianggap terlalu mahal.

Darsi mengatakan paguyuban sempat khawatir dengan viralnya warung tengkleng Bu Harsi karena harganya mahal sehingga dapat berdampak pada pedagang lainnya.

"Teman saya sendiri sudah pernah tapi masih di sana (utara jalan). 15 tahun yang lalu mungkin. Dua porsi Rp 150.000. Memang saya merasakan ada lidah, telinga, otak memang lengkap tarifnya segitu," ungkap dia.


Agar tidak kembali terulang, kata Darsi paguyuban akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga olahan tengklengnya.

Di sisi lain pihaknya akan memasukkan Harsi dalam anggota paguyuban agar dapat mengetahui informasi dan perkembangan terkait pedagang kaki lima.

Selama ini, terang dia Harsi tidak pernah ikut dalam keanggotaan paguyuban.

"Beliau tidak pernah aktif di paguyuban. Jadi tidak tahu kalau ada perkembangan dari paguyuban," kata Darsi.

Darsi menyebut Paguyuban PKL Setia Kawan Solo Baru memiliki sebanyak 178 anggota. Mereka terbagi menjadi empat kelompok.

Kelompok satu mulai Jalan Ir Soekarno hingga Hotel Best Western, kelompok dua mulai Hotel Best Western hingga Patung Pandawa, kelompok tiga Patung Pandawa sampai RS Idriati dan kelompok empat mulai Patung Pandawa sampai Jembatan Bacem.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/07/145724678/tangis-harsi-setelah-tengkleng-jualannya-viral-karena-dianggap-mahal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke