Salin Artikel

Banjir Kepung Kota Bima, 16 Kelurahan Terendam dan 1 Jembatan Putus

Akibatnya, rumah warga di sejumlah kelurahan terendam dan satu jembatan penghubung terputus dihantam derasnya aliran luapan sungai.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, Jainab mengatakan, banjir  terjadi sekitar pukul 12.30 WITA.

Banjir tersebut dipicu hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air sungai di wilayah bagian utara Kota Bima meluap hingga ke permukiman warga.

"Ketinggian air masuk ke rumah warga lebih dari satu meter, dan sekarang belum surut total. Banjir ini akibat hujan lebat yang berlangsung sejak pukul 10.20 WITA," kata Jainab kepada Kompas.com, Senin.

Dari laporan yang diterima BPBD, ada sekitar 16 kelurahan di Kota Bima yang terdampak banjir meliputi Kelurahan Jatibaru, Jatiwangi, Santi, Nae, Sarae, Melayu dan Ule.

Terjangan banjir juga merendam Kelurahan Kendo, Ntobo, Nae, Kendo, Penanae, Penaraga, Penatoi, Mpunda, dan Lewirato.

Sementara jembatan yang putus berada di Kelurahan Jatibaru.

Jembatan yang menghubungkan Kota Bima dengan Kecamatan Wera, Kabupaten Bima ini mengakibatkan aktivitas warga terhambat.

"Terputusnya jembatan itu akibat arus sungai yang deras karena hujan deras. Sementara kendaraan tidak bisa lewat," katanya.

Beruntung, tak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Sementara jumlah rumah warga yang terdampak masih dalam pendataan. 

Jainab mengatakan, BPBD Kota Bima telah melakukan langkah pemyelamatan dengan membantu warga yang rumahnya terendam banjir.

"Penanganan banjir, khususnya evakuasi warga juga sudah bisa dilakukan dengan cepat. Sementara belum ada laporan korban jiwa, sedangkan kepala keluarga yang terdampak masih dilakukan pendataan," jelasnya.

Tim saat ini lebih fokus mengevakuasi korban banjir yang terjebak di rumah mereka di beberapa permukiman.

Pihaknya juga telah menurunkan perahu karet di lokasi yang terdampak parah untuk evakuasi warga yang terjebak di rumah.

"Tadi perahu karet kita turunkan di beberapa lokasi karena ada warga terjebak banjir dan tidak sempat menyelamatkan diri," ujar Jainab.

Banjir kerap terjadi

Menurut dia, banjir di wilayah itu memang sudah sering terjadi. Setiap terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu sungai, air hampir dipastikan akan meluap ke permukiman warga.

Namun, banjir yang terjadi kali ini lebih besar dibandingkan kejadian sebelumnya.

"Ya, lebih besar ketimbang kejadian yang kemarin-kemarin. Kota Bima dikepung dari luapan beberapa sungai yang teletak di bagian utara menyusul hujan deras di wilayah Ambalawi, Kabupaten Bima," tuturnya.

Jainab melanjutkan, ada banyak warga di 16 Kelurahan yang terdampak parah memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir hingga ketinggian lebih dari satu meter.

Hingga pukul 16.30 WITA, kata Jainab, belum ada warga yang bisa kembali ke rumah karena banjir yang menggenangi tempat tinggalnya belum surut.

Sebagian besar korban banjir di kota itu mengungsi ke rumah warga lain yang berada di tempat lebih tinggi.

"Mereka yang mengungsi mayoritas karena kondisi rumahnya tak bisa ditempati. Mereka masih menunggu banjir surut total, baru kembali ke rumah masing-masing," ujarnya

https://regional.kompas.com/read/2021/12/06/180139878/banjir-kepung-kota-bima-16-kelurahan-terendam-dan-1-jembatan-putus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke