Salin Artikel

Harapan Desa Panggungrejo Blitar di Balik Deklarasi Kampung YouTuber

Meski ekonomi masyarakat bertumpu pada sektor pertanian, tetapi desa ini tidak memiliki lahan pertanian beririgasi, sama dengan mayoritas desa di perbukitan karst di selatan Sungai Brantas itu.

Dari wilayah selatan Kabupaten Blitar yang selalu kekeringan di musim kemarau itu merupakan penyumbang tenaga kerja Indonesia (TKI) terbanyak, termasuk Desa Panggungrejo.

Blitar merupakan pemasok TKI terbesar ketiga di Jawa Timur, setelah Kabupaten Ponorogo dan Banyuwangi.

Di Desa Panggungrejo, roda ekonomi bergerak karena perputaran uang yang dikirimkan para TKI. Mayoritas para TKI itu merupakan perempuan yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Sejak pandemi, ribuan TKI asal Blitar yang sebelumnya bekerja di Hongkong, Taiwan, Singapura, dan negara lainnya, harus kembali ke kampung halaman.

Namun, terdapat fenomena positif yang muncul di Desa Panggungrejo selama pandemi. Belakangan, muncul puluhan YouTuber yang berhasil memonetisasi channel mereka.

"Jumlah uang yang diterima oleh YouTuber Panggungrejo ini kalau ditotal semuanya per bulan bisa ratusan juta. Mungkin sudah sama atau lebih besar dari jumlah gaji dari semua TKW asal Panggungrejo setiap bulannya," kata Kepala Desa Panggungrejo Karendrata saat dikonfirmasi, Minggu (5/12/2021).

Bagi Karendrata, dampak ekonomi dari penerimaan uang hasil monetisasi channel milik puluhan YouTuber Desa Panggungrejo sama positifnya dengan masuknya uang gaji para TKI dan TKW ke desanya.

Ia melihat kontribusi ekonomi dari para YouTuber lebih "sehat" jika mempertimbangkan fakta bahwa setiap TKI harus meninggalkan keluarganya selama paling sedikitnya dua tahun.

Hal itu tentu juga turut memicu munculnya persoalan sosial seperti kenakalan remaja akibat tidak mendapatkan pengawasan dari orangtua yang merantau ke luar negeri.

Maka sekitar sebulan lalu, melalui perbincangan di Grup Facebook Desa Panggungrejo, lahirlah gagasan mendeklarasikan Panggungrejo sebagai Kampung Youtuber.

Gagasan itu segera terealisasi pada Minggu kemarin di Balai Desa Panggungrejo dan dihadiri setidaknya oleh 70 YouTuber.

"Para Youtuber ini sepakat membuat Paguyuban YouTuber Panggungrejo. Tujuan untuk saling membantu di antara mereka terutama bagaimana YouTuber yang sudah lebih dulu sukses dapat membantu mereka yang belum," jelas Karendrata.

Kata dia, mayoritas dari para YouTuber yang datang itu setidaknya sudah memiliki 1.000 subscriber. Di antara mereka terdapat beberapa mantan TKW yang batal berangkat kembali ke luar negeri akibat pandemi.

Sementara di Desa Panggungrejo juga terdapat empat Youtuber yang memiliki lebih dari 50.000 subscriber.

Salah satunya Agus Samuji. Mantan TKI yang akrab dipanggil Aldifo itu kini memiliki channel YouTube dengan 300.000 subscriber.

Para YouTuber yang dianggap sukses itu didapuk sebagai mentor. Para mentor ini bisa membimbing warga Panggungrejo yang ingin memulai menjadi YouTuber.

"Alhamdulillah setelah merana selama hampir lima tahun sejak pulang dari Taiwan, sekarang saya punya pendapatan berlipat-lipat dibandingkan gaji menjadi TKW, maksudku TKI," ujar Aldifo.


Selama beberapa tahun sejak pulang merantau ke Taiwan, Aldifo sempat menyanyi dari panggung ke panggung hajatan warga. Hingga akhirnya, Aldifo memutuskan menjadi YouTuber.

"Saya pernah bikin konten renovasi rumah TKW, atau TKW membangun rumah di desanya, ini ternyata banyak sekali mendongkrak jumlah subscriber saya," tuturnya.

Channel Aldifo bicara tentang banyak hal. Terdapat konten renovasi rumah TKW hingga teknik make up bagi wanita di channel-nya.

Agus yang merupakan lulusan SMK jurusan mesin itu juga mengaku biasa mengunggah tips di dunia otomotif dan permesinan kendaraan bermotor.

"Biar pun saya ini wanita tapi saya juga paham banget mesin mobil dan sepeda motor," kelakar Ardifo.

Sementara itu, YouTuber lainnya, Budi berbagi pengalamannya yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer mengedit video dan mengunggahnya di YouTube. Budi memiliki lebih dari 100.000 subscriber. 

Channel miliknya mengkhususkan diri pada konten video ceramah yang disampaikan oleh berbagai kyai ternama.

Turut berbagi pengalaman, mantan pengusaha besi tua Winandi, menuturkan kesuksesannya mengelola channel YouTube berisi kehidupan keluarga desa yang tidak lain berupa aktivitas sehari-hari keluarga kecilnya sendiri bersama istri dan seorang anaknya.

"Isinya ya kegiatan istri saya memasak, kegiatan saya mengolah kebun, anak saya bermain. Intinya memotret kehidupan keluarga kecil pedesaan," ujar Winandi.

Dalam waktu delapan bulan sejak April 2021, channel Winandi kini telah mendapatkan lebih dari 50.000 subscriber.

"Setiap hari saya unggah dua video," ujarnya.

Karendra mafhum, meniti karir menjadi YouTuber dengan pendapatan memadai bukanlah pekerjaan mudah. Ia juga tahu bahwa mustahil mendorong mayoritas warga untuk menjadi YouTuber.

Deklarasi Panggungrejo sebagai Kampung Youtuber, bagi dia sebagai seorang Kepala Desa lebih merupakan batu loncatan mendorong warga di desanya melek digital.

Sehingga, warga mampu memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.

"Kalau kemajuan ini dimanfaatkan betul, apa yang dulu jadi hambatan seperti keterpencilan lokasi dan lainnya tidak akan lagi jadi hambatan," kata dia.

Karendrata berharap deklarasi Kampung Youtuber akan merangsang warga desa semakin bergairah membangun usaha kecil tanpa perlu terlalu khawatir bagaimana memasarkan produk-produk mereka.

"Intinya masih banyak potensi di desa yang bisa dimaksimalkan. Tidak harus ke luar negeri, tidak harus menjadi TKW," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/06/155351678/harapan-desa-panggungrejo-blitar-di-balik-deklarasi-kampung-youtuber

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke