Salin Artikel

"Saya Tak Pikir soal Harta, yang Penting Hanya Selamat dari Awan Panas"

KOMPAS.com - Erupsi Gunung Semeru telah membuat rumah Sinten, warga Desa Supiturang, Lumajang Jawa Timur, luluh lantak dihantam material awan panas guguran, Sabtu (4/12/2021).

Dilansir dari Tribunnews.com, sesaat sebelum Semeru erupsi, Sinten berada di dalam rumah. Lalu tiba-tiba terdengar suara gemuruh sangat keras disertai hujan abu.

Sinten melihat Gunung Semeru telah memuntahkan awan panas guguran berwarna hitam. Udara saat itu, kata Sinten, sudah terasa panas dan bau menyengat.

"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," katanya.

Menyelamatkan diri

Sementara itu, Dewi menceritakan saat itu dirinya dan Sinten serta sejumlah warga desa lainnya berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekira 1 kilometer untuk berlindung.

Di sana mereka berlindung sejenak lalu kembali melanjutkan perjalanan ke masjid yang jauhnya sekitar 5 kilometer.

"Lalu, kami berjalan lagi hingga ke Dusun sebelah, Dusun Gunung Sawur sekira 7 kilometer. Napas sudah ngos-ngosan. Selama dua jam, kami mengamankan diri di rumah warga Dusun Gunung Sawur. Setelah itu, kami dievakuasi menggunakan mobil pick up ke Desa Sumbermujur," kata Dewi.

Menurut Dewi, sata itu Samsul sedang bertugas menjaga portal tambang dekat Gunung Semeru ketika terjadi erupsi.

"Kami langsung bergegas mendatangi RSUD dr Haryoto. Saat ini mas Samsul sedang dirawat," pungkasnya.

Suara gemuruh

Sementara itu, salah satu warga Dusun Kampung Renteng, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, bernama Giri menceritakan, guguran lava pijar mulai terlihat sejak Jum'at sore (3/12) sekitar pukul 18.00 WIB.

Saat itu lava meluncur dengan disertai beberapa kali suara gemuruh.

"Ya sebenarnya takut mas, takut kayak tahun lalu. Semeru dari tadi malam terlihat jelas bisa dilihat dengan kasat mata dan beberapa kali terdengar suara gemuruh." ungkap Giri.


Dampak erupsi Semeru

Berdasar data sementara Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, setidaknya ada 45 warga menjadi korban erupsi Gunung Semeru. Mereka mengalami luka bakar akibat guguran awan panas Gunung Semeru.

"Sementara masih ada 45 warga mengalami luka bakar," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Dr Erwin Ashta Triyono dikonfirmasi Sabtu (4/12/2021) malam.

Puluhan korban itu dapat dievakuasi dan dirawat di 2 rumah sakit, yakni di RSUD Malang sebanyak 28 orang dan RS Bhayangkara sebanyak 17 orang. (Robertus Belariminus).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Kisah Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Tak Ada Tanda-tanda, Rasanya Seperti Kiamat

https://regional.kompas.com/read/2021/12/05/074030078/saya-tak-pikir-soal-harta-yang-penting-hanya-selamat-dari-awan-panas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke